REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam kapasitasnya sebagai pribadi dan sebagai seorang pemimpin partai, Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), bertemu Forum Pemimpin Redaksi di Menara Bank Mega, Jakarta Senin (10/03), guna membahas sejumlah hal terkait dengan suksesi yang bakal terjadi di Indonesia pada tahun 2014.
Pertemuan antara SBY dan para Pemimpin Redaksi media nasional tersebut dinilai Pakar Ilmu Komunikasi Politik, Hendri Satrio sebagai sesuatu yang wajar dan positif.
“Bagus dong Pak SBY bertemu para pemimpin redaksi media massa nasional. Kalau ada ketua partai lain yang mau bertemu para pemred itu pun sah-sah saja. Nggak ada yang salah ‘kan,” ujar pakar komunikasi politik Universitas Paramadhina ini.
Lebih jauh dikatakan Hendri, teorinya, media massa merupakan kekuatan di sebuah negara demokrasi. Jadi, kata Hendri, wajar saja kekuatan-kekuatan yang ada di dalam sebuah negara demokrasi mengadakan sebuah pertemuan.
“Ini menurut saya langkah yang sangat positif. Dan seharusnya, langkah yang dilakukan Pak SBY ini dicontoh oleh pemimpin-pemimpin lain yang ada di negara ini. Itu akan lebih baik, dari pada saling menyerang ‘kan. Jokowi, Prabowo, atau Megawati boleh meniru langkah SBY,” papar Hendri.
Seorang presiden berani terbuka kepada media massa ini dinilai Hendri sebagai dua kekuatan demokrasi yag bertemu, yakni eksekutif dan media. “Ini sangat positif dan layak dicontoh. Karena ini sinyalemen yang sangat bagus bagi Indonesia,” tutup Hendri.
Selain berbicara masalah perekonomian Indonesia yang membaik, pada kesempatan itu SBY pun berbicara tentang prediksinya tentang Pemilu. Ketua Umum Partai Demokrat itu yakin tak akan ada parpol yang dominan di Pemilu 9 April mendatang. Seperti apa analisanya? Menurutnya, kecuali dalam 1,5 bulan ada peristiwa yang dramatis, no single political party yang akan sangat dominan.