Rabu 12 Mar 2014 11:17 WIB

Presiden Saksikan Demonstrasi Kekuatan Persenjataan TNI AL

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu pagi, melakukan peninjauan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan demonstrasi kekuatan persenjataan TNI Angkatan Laut di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jawa Timur.

Demo kekuatan alutsista TNI Angkatan Laut yang disaksikan oleh Presiden Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono adalah demo Penyebaran Ranjau dari Pesawat Udara Patroli Maritim Umar 623 TNI Angkatan Laut, demo Penembakan Roket RBU dari Kapal Republik Indonesia (KRI) dengan nomor lambung 385 dan 381.

Selain itu, demo Peperangan Anti-Kapal Selam oleh KRI dengan menggunakan Helikopter Anti-Kapal Selam, demo Pembebasan Pembajakan Kapal oleh Komando Pasukan Katak dan Intai Amphibi dengan metode "Visit Board Search and Seizure" (VBSS), "Sailing Pass" Kapal TNI Angkatan Laut dan "Flying Pass" Pesawat Udara dan Helikopter TNI Angkatan Laut.

Selain menyaksikan demo kekuatan persenjataan, Presiden Yudhoyono dengan didampingi oleh Menteri Pertahananan Purnomo Yusgiantoro, juga meninjau gelar alutsista hasil pengadaan pada program pembangunan kekuatan matra Laut periode Rencana Strategis 2005-2009 dan 2010-2014.

Menurut Menteri Pertahanan, sejumlah alutsista yang digelar antara lain empat unit kapal perang korvet Kelas Sigma, empat unit KRI Kelas LPD (Landing Platform Dock), empat unit Kapal Cepat Rudak (KCR) tipe 40 M dan dua unit kapal Patroli Cepat (PC) tipe 43 M.

Untuk Korps Marinir TNI AL telah datang 54 unit Tank Amphibi jenis BMP-3F, satu unit BREM-L (Tank Recovery) serta 15 unit Panser LVT 7 A1 (Landing Vehicle Tank), dua unit CN 235-220 MPA (Maritime Patrol Aircraft), empat unit pesawat latih Bonanza G-36 dan tiga unit Heli Bell-412 EP.

Pada kesempatan itu, juga digelar model atau miniatur alutsista untuk sejumlah pengadaan alutsista yang melampaui masa bakti Kabinet Indonesia Bersatu II.

"Penyelesaian alutsista laut membutuhkan waktu yang lama," kata Menhan menjelaskan alasan pengadaan yang melampaui masa bakti kabinet.

Alutsista yang disajikan dalam bentuk miniatur antara lain, kata Menhan, tiga unit kapal selam, dua unit Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) jenis frigate, Kapal Layar Latih (Tall Ship) pengganti Kapal Layar Latih Dewa Ruci yang sudah berusia 62 tahun, tiga unit Kapal Angkut Tank yang satu diantaranya untuk mengangkut Tank Leopard, dua unit Kapal Bantu Hidro Oseanografi (BH0) dan dua unit Kapal Bantu Cair Minyak (BCM).

TNI AL, tambah Menhan, juga akan diperkuat oleh tiga unit pesawat CN-235 MPA, 11 unit Heli Anti Kapal Selam (AKS) yang dilengkapi "dipping sonar" dan torpedo, lima unit Panser BTR-4 dan satu batere Multi Launcher Rocket System (MLRS).

Untuk peninjauan di perairan, Presiden menggunakan Kapal Angkatan Laut (KAL) Yudhistira sementara peninjauan di darat menggunakan "golf car".

Sebelum peninjauan terlebih dahulu dilakukan penyerahan satu unit pesawat CN-235-220 MPA (Maritim Patrol Aircraft) kepada Kementerian Pertahanan Indonesia yang kemudian diserahkan kepada TNI AL. Setelah serah terima tersebut pesawat itu melakukan demo terbang melintasi tempat acara di Dermaga Madura.

Turut mendampingi Presiden Yudhoyono antara lain Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Kepala Staf AD Jenderal TNI Budiman, Kepala Staf AL Laksamana TNI Dr Marsetio dan Kepala Staf AU Marsekal TNI IB Putu Dunia serta Gubernur Jawa Timur Soekarwo.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement