Oleh: Mohammad Akbar
Pesona masjid ini tersaji lewat tampilan kubah dan empat menaranya.
Cericit suara burung gereja memecah sunyi. Burung-burung kecil itu begitu leluasa, terbang menembus lubang-lubang angin yang ada di atap bangunan bagian dalam. Suaranya terdengar ritmis menelusup ke dalam gendang telinga.
Di saat yang sama pula, samar-samar terdengar lantunan seorang pria membacakan ayat suci Alquran. Tak terlalu kencang pria berjenggot lebat itu melantunkannya. Ia duduk bersila di salah satu sudut ruangan. Di tangannya tergenggam Alquran kecil tersebut. Inilah sisi lain di saat waktu senggang berada di dalam Masjid Al Bina.
Masjid ini berada di dalam lingkungan kompleks olahraga Senayan, Jakarta. Meski berada di jantung bisnis Ibu Kota yang disesaki gedung-gedung tinggi pencakar langit namun Masjid Al Bina masih memiliki nuansa yang sejuk. Di sekitarnya banyak tumbuh pepohonan yang rindang.
Tak heran jika kita menyambangi masjid ini di siang hari, akan menemui cukup banyak sopir taksi yang merebahkan diri di lantai. Biasanya, mereka istirahat sejenak selepas menunaikan ibadah shalat fardhu.
“Daripada harus terjebak macet, biasanya saya memilih untuk menunggu waktu shalat Maghrib di masjid ini,” kata seorang sopir taksi dengan seragamnya yang berwarna biru.
Masjid Al Bina tak terlalu mencolok dari jalan raya. Pepohonan yang menutupinya membuat mata harus sedikit awas untuk menemukan posisi masjid itu. Padahal, ia berseberangan dengan sebuah hotel yang tingginya lebih dari selusin lantai.
Pesona masjid ini tersaji lewat tampilan kubah dan empat menaranya. Kubahnya berbentuk bulat setengah lingkaran. Di bagian tengah kubah terdapat tiang penangkal petir yang runcing.
Pada bagian kubah ini pola hiasannya membentuk ruang belah ketupat. Bentuk ruang itu ditampilkan dalam model yang saling menyatu sehingga membentuk pola yang simetris.
Garis pembatas pembentuk pola itu ditampilkan dengan warna biru tua. Sedangkan, warna biru langit melapisi bagian dalam dari bentuk ruang belah ketupat. Lalu, untuk mempermanis tampilan, disisipkan warna kuning. Letaknya di bagian tengah dari bentuk ruang belah ketupat berukuran besar.
Menara Al Bina menghadirkan eksplorasi dari pakem bentuk menara masjid pada umumnya. Posisi menara menempel dengan keempat sisi bagian terluar masjid. Bentuknya merupakan hasil pengayaan dari desain menara variasi.
Pada desain menara variasi, umumnya memiliki bagian dasar berbentuk segi empat, lalu bertransformasi menjadi segi enam serta dihiasi dengan balkon segi delapan.