Oleh: Mohammad Akbar
Mihrab merupakan tempat imam berada. Bagian ini memperlihatkan pola melengkung di bagian atasnya. Lalu, di bagian tengah mihrab terdapat cerukan.
Melihatnya dari kejauhan, ceruk itu ternyata memberikan efek kedalaman yang ada pada bagian mihrab. Model mihrab semacam ini cukup banyak ditemukan di sejumlah masjid kuno di negeri ini.
Adanya asimilasi bentuk dengan bangunan masjid tradisional Masjid Demak tersaji juga di Masjid Al Bina ini. Untuk menopang kubah, terdapat empat tiang utama penyangga atau dinamakan sebagai tiang saka guru.
Di sejumlah masjid modern, model tiang semacam ini sudah cukup jarang ditemukan. Di Masjid Demak, tiang sakaguru itu merujuk pada empat wali songo, yakni Sunan Ampel, Sunan Gunung Jati, Sunan Bonang, dan Sunan Kalijaga.
Lantas, proses akulturasi gaya arsitektur juga terlihat pada bagian penghias kepala tiang-tiang pilar masjid. Pada bagian kepala dihiasi pola daun dengan ujungnya yang menjuntai menjauhi tiang. Walau menyerupai gaya Corynthia namun hiasan flora yang ada di kepala pilar bangunan ini tidaklah terlalu rumit.
Satu-satunya kemewahan yang tersaji pada bagian interior masjid ini hanyalah lampu kristal. Posisinya menggantung di bawah kubah. Sedangkan, pada bagian dalam kubah, hanya dilumuri cat putih. Bahkan, tulang besi yang ada pada bagian kubah dibiarkan tampil terbuka.
Rindu kasih sayang
Masjid Al Bina memiliki desain bangunan yang cukup apik. Sayangnya, masjid yang memiliki daya tampung hingga 4.000 jamaah ini terlihat seperti kurang apik terawat. Padahal, seperti tertera di laman pengelola Gedung Serbaguna Senayan, masjid yang memiliki dua lantai itu difungsikan pula sebagai tempat resepsi pernikahan.
Berdasarkan hasil pengamatan, cat di bagian eksterior masjid ini sudah terlihat kusam. Tampilan kusam itu terlihat begitu nyata karena masjid tersebut didominasi warna putih. Selain itu, di beberapa bagian terlihat juga cat yang sudah mulai terkelupas.
Di sejumlah masjid yang terawat, biasanya para pengelola sangat menaruh perhatian yang besar kepada burung-burung gereja yang masuk ke bagian dalam. Sayangnya, di masjid ini burung gereja itu begitu mudah untuk masuk ke ruangan. Terhadap minimnya perawatan bangunan, pihak pengelola Bung Karno Senayan sulit untuk dimintai komentarnya.