Rabu 12 Mar 2014 17:32 WIB

64 Penerbangan Dibatalkan di Bandara Pekanbaru karena Asap

Kabut asap di Riau
Foto: mongabay
Kabut asap di Riau

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Otoritas Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru merugi hingga ratusan juta rupiah akibat 64 penerbangan terpaksa dibatalkan karena asap kebakaran, Rabu (12/3).

"Sudah ada 64 penerbangan dari dan menuju Bandara Pekanbaru dibatalkan, kerugian diperkirakan ratusan juta karena pendapatan yang hilang," kata Airport Duty Manager SSK II, Ibnu Hasan.

Ibnu menjelaskan Bandara SSK II yang dibawah naungan PT Angkasa Pura II, melayani 78 penerbangan domestik dan internasional setiap hari dalam kondisi normal. Kerugian yang paling nyata akibat pembatalan 64 penerbangan ini adalah hilangnya pendapatan dari PSC (passanger service charge).

PSC merupakan pendapatan bagi Bandara yang diambil dari setiap calon penumpang berangkat dari Pekanbaru, dan tarif berlaku di Bandara SSK II sebesar Rp 30 ribu per orang.

Ibnu mengatakan pembatalan ini membuat sekitar 4.500-5.000 calon penumpang yang batal berangkat, sehingga pendapatan yang hilang dari PSC berkisar Rp 135-150 juta.

"Kerugian itu bisa lebih besar karena pendapatan yang hilang dari navigasi, parkir, pendaratan pesawat," katanya.

Ibnu mengatakan, asap kebakaran melumpuhkan aktivitas penerbangan karena jarak pandang turun hingga di bawah batas aman minimal. Sejak pagi hari, rata-rata jarak pandang hanya berkisar 300-700 meter. Bahkan, pada pukul 15.00 WIB jarak pandang hanya 600 meter.

"Artinya jarak padang masih di bawah minimal, hanya bisa pesawat untuk lepas landas, tapi untuk mendarat tidak bisa karena sesuai aturan minimal adalah 1.000 meter," katanya.

Meski begitu, ia mengatakan masih berharap asap akan menipis pada sore atau malam. Menurut Ibnu, masih ada enam penerbangan yang kini dalam posisi belum dibatalkan untuk tujuan Pekanbaru.

"Tapi kalau dilihat kondisi jarak pandang yang makin turun, tipis kemungkinan enam pesawat itu bisa mendarat di Pekanbaru," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement