REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Masyarakat Bosnia melihat perang saudara di masa lalu seperti mimpi buruk. Mereka memiliki kenangan yang mengerikan.
Cerita itu kemudian dibukukan seorang penulis asal Bosnia. Ia menceritakan pengalaman pahit itu sewaktu kecil.
"Menulis buku tidak hanya menjadi masalah pribadi. Tapi juga kewajiban moral untuk mengatakan kebenaran bagi siapa saja," ucap Kenan Trebincevic , bercerita soal bukunya berjudul " Bosnia List" seperti dilansir Anadolu News Agency, Rabu (12/3).
Pada tahun 1992, Bosnia terlibat perang saudara dengan korban tewas dikalangan sipil mencapai ratusan ribu orang dan jutaan orang terpasa meninggalkan kampung halaman mereka. "Saya menulis buku itu tanpa filter, tapi tetap otentik dari pengalaman saya saat itu. Dengan menulis, saya mampu mengubah pengalaman buruk menjadi hal terindah," ucapnya.
Kenan menyayangkan sejarah Yugoslavia tercemar dan ditulis atas tekanan politisi Serbia. "Kami dianggap sebagai orang jahat, hanya karena kami seorang Muslim," ungkap dia yang terusir dari negeri kelahirannya.
The Bosnia List, dirilis dua pekan lalu. Buku ini selanjutnya menjadi 'buku pekan ini' oleh Oprah Winfrey. Soal itu, Kenan mengatakan kesuksesan bukunya di AS, belum tentu akan terulang di Eropa. "Ini hanya bisa terjadi di AS," kata dia.
Inspirasi
Sebelum merilis buku ini, Kenan rupanya enggan mengulang kembali masa lalu yang pahit. Pertemuannya dengan penulis lain, Susa Shapiro, mengubah prinsipnya.
"Dia seorang penulis Yahudi yang memutuskan berhenti menjadi korban dan 'balas dendam' dengan menuliskan kebenaran," kata dia.
Kenan mengungkap inspirasi itu menjadi cara terbaik 'membalas dendam'."Saya tidak ingin menjadi korban. Sebabnya, saya memberanikan diri mengunjungi negeri kelahiran saya," ucapnya.
Tidak mudah bagi Kenan kembali melihat masa lalu. Namun, pada akhirnya, ia merasa beruntung. Lahirlah, The Bosnia List. "Saya pikir ada sesuatu dalam diri Muslim Bosnia yang tidak sepenuhnya dapat diperbaiki," kata dia.