REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama minta agar proyek-proyek pengadaan bus Transjakarta selanjutnya menggunakan bus dengan daya tahan yang lebih lama, bukan buatan Cina.
"Kalau beli bus, belilah yang bisa tahan sampai 20 atau 30 tahun ke depan. Jadi, istilahnya, sampai kita pensiun pun, bus-bus tersebut masih bisa beroperasi," kata Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (12/3).
Menurut pria yang akrab disapa Ahok itu, rencana pengadaan armada bus Transjakarta ke depannya harus lebih mengutamakan kualitas dan daya tahan pakai.
"Untuk selanjutnya, belilah bus-bus bermerek ternama, seperti Scania, Volvo, Mercedes Benz dan lain-lain. Jangan beli yang buatan Cina. Barang buatan Cina memang ada yang bagus, tapi ada juga yang jelek," ujar Ahok.
Ahok menuturkan jika dihitung lagi, anggaran yang dikeluarkan untuk membeli bus buatan Cina tidak akan jauh berbeda dengan harga bus buatan negara-negara Barat.
"Bus buatan Cina itu kan biasanya gampang rusak. Jadi, mungkin hanya satu atau dua tahun sudah bermasalah, misalnya mogok, terbakar dan sebagainya. Artinya, butuh biaya perbaikan lagi. Sedangkan kalau bus buatan barat pasti akan lebih lama daya tahannya, alias tidak gampang rusak," tutur Ahok.
Dia mengungkapkan harga bus buatan Cina, yaitu Rp 3,7 miliar per unit, sementara harga satuan bus buatan negara-negara Barat tidak sampai Rp 6 miliar per unit.
"Kalau begitu, lebih baik kita beli yang agak mahal sedikit, yang penting tidak gampang rusak, sehingga biaya perbaikan yang harus dikeluarkan juga dapat ditekan," tambah Ahok