REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada Rabu (12/3) mengumumkan larangan protes rusuh anti-pemerintah yang telah membuat kacau Karakas selama satu bulan.
Maduro mengatakan pemerintahnya "akan menghentikan" pawai protes yang diselenggarakan oleh oposisi sayap-kanan di ibu kota, sebab "Karakas hidup dalam kedamaian".
Satu-satunya penyelesaian bagi kerusuhan politik yang telah mengguncang Venezuela sejak 12 Februari adalah kelompok sayap-kanan "duduk di satu meja" dan berunding, kata Maduro dalam wawancara dengan Radio Kolombia --Radio Blu-- di kantor presiden di Karakas, sebagaimana dikutip Xinhua , Kamis pagi.
"Tak bertanggung jawab buat kami untuk membiarkan mereka berpawai dan --sebagaimana yang pernah terjadi, setelah gerombolan peserta pawai lewat-- sebanyak 300 kelompok perusuhan tetap tinggal dan membakar serta menghancurkan apa saja. Lalu setelah itu, ketika pasukan rakyat bertindak, mereka mengatakan itu adalah penindasan oleh pemerintah," kata Maduro.
Menurut laporan media Venezuela pada Selasa, sejauh ini 22 orang telah tewas dalam berbagai protes, kendati jumlah resmi yang disiarkan pekan lalu oleh Jaksa Penuntut Umum menyebutkan angka kematian 21 orang.