REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Industri gandum Australia tengah menghadapi persaingan ketat di pasar ekspor Asia, dari pesaing utama Kanada, AS dan Rusia. Saat ini sekitar 70 persen ekspor gandum-ganduman Australia dijual ke Asia.
Pembeli besar gandum dan biji-bijian lainnya di pasar tersebut adalah pihak penggiling terigu dan pembuat bahan pakan ternak.
Chief Executive perusahaan Grain Trade Australia, Geoff Honey, mengatakan bahwa saingan berat Australia termasuk Kanada, Amerika Serikat, Rusia dan kawasan Laut Hitam, yang memfokuskan ekspor gandum-ganduman ke Asia, hingga persaingan harga pun makin ketat.
"Kite perlu menunjukkan bahwa produk yang kita punya lebih baik daripada pesaing, karena para pesaing-pesaing ini pasti akan terus berfokus pada Asia," ucap Honey, baru-baru ini.
"Salah satu alasan mereka berfokus pada Asia adalah karena jumlah gandum-ganduman yang dibutuhkan di pasar-pasar Asia, baik di sektor pakan dan pangan, akan terus bertambah," jelasnya.
Menurut Honey, sebuah konferensi industri gandum-ganduman yang berlangsung di Singapura minggu ini membahas aturan praktek industri gandum-ganduman Australia, yang akan berlaku bagi seluruh anggota Grain Trade Australia mulai tanggal 1 Juli tahun ini.
"Aturan praktik ini tak dimiliki negara pengekspor lain, jadi saya rasa ini akan sangat bermanfaat bagi usaha Australia membuktikan kualitasnya," ucapnya.
Menurut Nick Goddard, direktur khusus Federasi Biji-bijian Penghasil Minyak Australia, lebih dari separuh ekspor biji-bijian penghasil minyak Australia, seperti biji canola, dijual ke Asia, karena ada pertumbuhan pasar pakan ternak.