Kamis 13 Mar 2014 15:46 WIB

Masjid Al-Jabr, Masjid Tropis di Selatan Jakarta (2)

Masjid Al-Jabr di Jakarta Selatan.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Masjid Al-Jabr di Jakarta Selatan.

Oleh: Mohammad Akbar

Sedangkan, untuk pencahayaan yang maksimal berasal dari lantai balkon (mezannine) masjid. Di lantai tersebut, cahaya bisa menerabas masuk melalui 12 kaca patri yang membentang di bagian plafon.

Kaca-kaca patri itu dihiasi dengan kaligrafi tulisan Arab berlafaz Allah, Muhammad, dan penggalan ayat suci Alquran. “Di masjid ini kita memang tidak menggunakan jendela penutup. Tujuannya agar sirkulasi udara bisa bebas masuk sehingga kita tak perlu lagi menggunakan AC,” ujar Madani.

Di bagian interior itu, tak banyak ornamen seni yang dihadirkan. Permainan warna pun tak terlihat mencolok. Warna putih menjadi pilihan dominan dari masjid di kawasan Jalan Bango, Jakarta Selatan, ini. “Konsepnya memang sengaja kita buat secara fungsional saja. Fungsi utamanya adalah tempat ibadah,” katanya.

Bagian mihrab—biasanya kerap dijadikan pusat perhatian—pada Masjid Al Jabr ini dikemas secara sederhana. Sisi mihrab hanya ditandai dengan dua tiang yang terpisah dari tembok bangunan utama.

Fungsi dua tiang itu bukanlah sebagai penyangga utama bagi lantai yang ada di atasnya. Namun, di bagian ujung mihrab, hadir sebuah cekungan (ceruk). Model semacam ini banyak ditemukan di sejumlah masjid tradisional.

Hanya kaligrafi

Satu-satunya penghias yang ada di masjid tersebut hanyalah kaligrafi. Namun, suguhan kaligrafi itu tidak disajikan di tembok. Selain disajikan di kaca patri pada bagian plafon, kaligrafi juga terlihat pada bentuk yang sudah dibingkai.

Salah satunya adalah kaligrafi yang terdapat di dinding yang bersejajar dengan bagian mihrab. Kaligrafi itu memiliki dasar dari bahan kulit kambing. Sepintas, modelnya terasa janggal.

Kejanggalan ini muncul karena kaligrafi jenis itu tidak ditampilkan secara sepasang di dua sisi tembok. Di sisi tembok sebelahnya justru dipajang kaligrafi buatan toko yang sudah dibingkai kaca.

Lantai balkon tampil tak jauh berbeda. Di bagian ini terlihat jelas permainan bentuk segitiga. Bentuk itu menghiasi sejumlah sudut ruangan masjid, termasuk di antaranya pada bagian penutup selasar. Pada bagian ini bentuknya lebih menyerupai bangun ruang limas segitiga yang diposisikan secara terbalik.

Bangunan berbentuk prisma segitiga tersebut lebih terlihat fungsinya sebagai kanopi yang permanen. Fungsi utama dari kanopi itu menjadi penghalau jatuhnya air hujan ke bagian selasar masjid.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement