Kamis 13 Mar 2014 16:16 WIB

Pro dan Kontra Sertifikat Manasik Haji (2-habis)

Rep: Mohammad Akbar/ Red: Chairul Akhmad
Calon jamaah haji melakukan konsultasi haji kepada petugas haji di ruangan konsultasi manasik haji di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Calon jamaah haji melakukan konsultasi haji kepada petugas haji di ruangan konsultasi manasik haji di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, Dalam tiga kali pertemuan di tingkat kabupaten, Kartono mengatakan, para calon jamaah akan diberikan pengetahuan yang sifatnya umum.

Pada pertemuan pertama, ia menyebut akan disampaikan pengetahuan mengenai kebijakan perhajian, baik yang ada di dalam negeri maupun di Arab Saudi.

Pada pertemuan kedua, lanjutnya, akan disampaikan mengenai praktik massal manasik haji. Sedangkan, pada pertemuan ketiga, di tingkat kabupaten akan dibentuk ketua regu rombongan dan jadwal pemberangkatan kloter jamaah.

“Sementara, untuk di tingkat kecamatan, akan disampaikan proses perjalanan ibadah haji, materi manasik secara detail, masalah kesehatan, dan hak-hak jamaah. Kita berharap hal ini akan membuat jamaah menjadi lebih paham dan mengerti saat mereka beribadah di Tanah Suci,” urainya.

Kartono mengakui persoalan apakah seorang jamaah itu perlu dinyatakan lulus dari program manasik belum menjadi jadwal pada periode sekarang. “Tapi, itu bisa menjadi masukan,” katanya.

Sementara, pembimbing haji dari Ramada Sari Travel, Muhammad Wahyu, mengatakan program manasik menjadi hal yang sangat penting diberikan kepada setiap calon jamaah haji. Berbagai cara biasanya disiapkan oleh para pengelola travel haji.

“Kalau di kami (Ramada Sari Travel), kami melakukannya secara intensif, yakni melakukan mabit selama tiga hari dua malam di Puncak,” katanya.

Selama periode tersebut, Wahyu memberikan informasi kepada para calon jamaah, mulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga sampai kembali ke Tanah Air. Sedangkan, dalam hal materi keagamaan, ia juga memberikan pengetahuan mengenai syarat, sunah, wajib, hingga rukun haji. “Semuanya disampaikan secara bertahap.”

Saat ditanya apakah perlu program manasik ini mengharuskan para calon jamaah memiliki kemampuan membaca Alquran dan pengetahuan agama? Wahyu mengatakan, untuk jamaah haji plus biasanya hal tersebut kurang menarik dilakukan.

“Soalnya mereka merasa sudah membayar dan fokus mereka kan adalah ingin berhaji. Untuk hal semacam itu, mungkin lebih masuk ke dalam program pascahaji. Yakni, bagaimana dibangun penyadaran membawa Alquran dan shalat menjadi lebih baik,” tuturnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement