Kamis 13 Mar 2014 18:03 WIB

Priyo: Ketua Umum Tidak Harus Menjadi Capres Golkar

Rep: M Akbar Widjaya/ Red: Bilal Ramadhan
Priyo Budi Santoso
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Priyo Budi Santoso

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Ketua DPP Partai Golkar, Priyo Budi Santoso mengatakan partai politik di Indonesia perlu melakukan terobosan tradisi politik untuk tidak melulu menjadikan ketua umum sebagai capres.

Priyo mencontohkan di Amerika Serikat ketua umum partai tidak pernah muncul sebagai capres. "Perlu ada terobosan tradisi," kata Priyo kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Kamis (13/3).

Priyo menyatakan menyatakan tidak ada yang salah dengan tradisi menjadikan ketua umum partai sebagai capres. Namun hendaknya tradisi ini jangan sampai menutup aspirasi masyarakat yang menginginkan lahirnya capres di luar ketua umum.

"Hendaknya dibuka kesempatan bagi tokoh lain untuk digerakkan sebagai capres," ujarnya.

Priyo mengatakan ketua partai semestinya tidak menutup mata dan telinga dengan kehadiran capres potensial lain di internal partai mereka. Namun Priyo tidak mengatakan pernyataannya ini sebagai upaya untuk maju di Pilpres 2014.

"Ketum partai berhak dan sangat boleh diajukan (sebagai capres). Tapi jangan tutup mata dan telinga terhadap tokoh lain. Ini kan pandangan untuk perkaya bimbingan," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement