REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO-- Raksasa elektronik Jepang, Panasonic menyatakan bahwa perusahaan akan memberikan kompensasi upah kepada pekerja-pekerjanya di Cina setelah memperhitungkan dampak polusi udara yang berbahaya di negara itu. Ini adalah langkah pertama yang dilakukan sebuah perusahaan internasional di Cina.
Langkah ini merupakan bagian dari kesepakatan perusahaan-perusahaan besar Jepang, dipelopori Panasonic dan Toyota yang setuju untuk meningkatkan gaji buruhnya untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, di tengah kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi.
Juru bicara Panasonic mengonfirmasikan hal ini namun masih enggan menyebutkan berapa besaran kompensasi yang akan diberikan itu. Kompensasi itu terutama diberikan bagi para ekspatriat alias karyawan asing yang bekerja di cabang perusahaan di Cina.
"Adapun kompensasi itu untuk mengimbangi kualitas lingkungan hidup tempat para ekspatriat bekerja. Perusahaan juga akan mengevaluasi para pekerja yang dikirim ke kota-kota di Cina," tulis perwakilan perusahaan dalam sebuah dokumen, dilansir dari the Guardian, Jumat (14/3).
Perdana Menteri Cina, Li Keqiang berjanji akan menyatakan 'perang' pada polusi udara di Cina yang sudah sangat jauh di bawah level aman dan standar nasional. Hanya tiga dari 74 kota di Cina yang memiliki standar kualitas udara yang baik. Polusi udara di Cina sudah menembus paru-paru penduduk yang memicu menigkatnya ratusan ribu kasus kematian dini.
Kota-kota di Cina seluruhnya sudah berselimut kabut, dan banyak warga yang mengenakan masker untuk menghindari udara beracun. Warga semakin marah karena industri yang tidak bertanggung jawab di Cina, mulai dari penggunaan logam berat hingga saluran air yang sudah terkontaminasi zat kimia berbahaya.