Jumat 14 Mar 2014 10:08 WIB

Pejabat Senior PBB Lanjutkan Misi di Ukraina

Peta Ukraina
Foto: VOA
Peta Ukraina

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK-- Seorang pejabat senior PBB urusan hak asasi manusia, Kamis (13/3), melanjutkan misinya di Ukraina, setelah kembali ke Ibu Kota negeri itu, Kiev, untuk mengadakan serangkaian pertemuan, kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric kepada wartawan di New York.

"Asisten Sekretaris Jenderal Urusan Hak Asasi Manusia Ivan Simonovic melanjutkan misinya ke Ukraina hari ini," kata Stephane Dujarric dalam taklimat di Markas PBB, New York.

Upaya Simonovic dilancarkan saat Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan dalam sidang terbuka di Markas PBB, New York, AS, mengenai situasi saat ini di Ukraina. Simonovic berada di Lviv, kota di Ukraina Barat, tempat pada Rabu (12/3), ia bertemu dengan pemimpin dewan regional.

Di sana mereka membahas penampungan orang yang meninggalkan tempat tinggal dari Krimea dan kini berada di Wilayah Lviv, kata Stephane Dujarric. Ditambahkannya, Simonovic juga mengadakan pembicaraan dengan anggota Ombudsman regional.

Pejabat senior PBB itu lalu bertemu dengan wakil dari organisasi non-pemerintah setempat, termasuk Tatar Krimea, dan mereka membahas situasi hak asasi manusia di Ukraina, kata juru bicara PBB tersebut sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi.

Ia juga mengadakan pertemuan dengan penggagas kampanye kelompok masyarakat madani untuk berbicara Bahasa Rusia di Lviv selama satu hari sebagai solidaritas buat penutur Bahasa Rusia di Ukraina yang khawatir terhadap keputusan Parlemen negeri itu untuk membatalkan peraturan mengenai bahasa, kata Stephane Dujarric.

"Simonovic kembali ke Kiev hari ini, tempat ia dijadwalkan bertemu dengan para menteri dan pejabat," katanya.

Pertemuan Dewan Keamanan PBB dipimpin oleh Jean Asselborn, Menteri Urusan Luar Negeri dan Eropa Luksemburg --yang memangku jabatan bergilir Presiden Dewan Keamanan untuk Maret. Sidang tersebut meliputi penjelasan dari Jeffrey Feltman, Wakil Sekretaris Jenderal PBB Urusan Politik, dan mendengarkan pernyataan dari Perdana Menteri Ukraina Arseniy Yatsenyuk.

Pertemuan itu berlangsung saat para pejabat senior PBB menyeru semua pihak agar meredakan ketegangan dan terlibat dalam dialog langsung yang konstruktif guna menciptakan jalan damai bagi kemajuan di Ukraina, yang telah menghadapi kerusuhan selama beberapa bulan.

Ketegangan tinggi pekan lalu, saat anggota parlemen di Krimea, tempat kendaraan lapis baja dan tentara tambahan Rusia belum lama ini dilaporkan telah ditempatkan, melakukan pemungutan suara untuk bergabung dengan Rusia dan menyelenggarakan referendum pada 16 Maret untuk mensahkan keputusan tersebut.

sumber : Antara/Xinhua-OANA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement