REPUBLIKA.CO.ID, Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) menetapkan status siaga darurat asap karena kualitas udara di hampir seluruh daerah sudah semakin buruk.
Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno bahkan mengatakan bahwa jarak pandang sudah terbatas dan hal itu sangat mengkhawatirkan. Tidak hanya itu, kabut asap bahkan menyebabkan 12 penerbangan dari dan ke Padang ditunda dan dialihkan.
Anggota Komisi III DPR RI Dasrul Djabar yang diwawancarai Rabu (14/3) mengatakan, pemerintah harus memiikirkan bukan efek saat ini, melainkan efek ke depannya.
“Kita harus berbicara bagaimana agar pada masa mendatang tidak terjadi lagi hal seperti ini. Salah satu caranya, cabut izin hak pengelolaan hutan yang melakukan pembakaran,"jelasnya.
Dia menjelaskan, kabut asap bukan hanya menyelimuti Sumbar melainkan sudah merambah seluruh Sumatra. Tak hanya itu, negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura pun sudah terimbas.
Dia menjelaskan, kabut asap sudah sangat membahayakan dan berbagai sektor usaha juga sudah dirugikan. Menurutnya, asap tersebut sudah jauh di bawah ambang batas normal dan sudah mengganggu berbagai sektor kehidupan.
"Coba bayangkan, belasan penerbangan ke dan dari Padang juga terimbas. Dari sektor ekonomi, sudah berapa kerugian yang diderita masyarakat,” tegas Dasrul yang juga seorang pengusaha terkenal di Padang ini.
Menurut Caleg Partai Demokrat Dapil Sumatera Barat ini, bila dilihat dari satelit, titik api penyebab asap tebal yang menyelimuti seluruh Sumatra ini bukan hanya berasal dari Riau, tetapi juga dari Jambi.
“Bangsa ini benar-benar tidak bisa belajar dari pengalaman. Kejadian ini sudah puluhan kali, bukan hanya sekarang. Apa pasal hal ini terus menerus berulang setiap tahun, pastinya karena penegakan hukum yang tebang pilih ‘kan,” terang Dasrul Djabar.