Jumat 14 Mar 2014 11:04 WIB

Duh, Usia Lama Sekolah di Sukabumi Baru 6,8 Tahun

Sekolah rusak (ilustrasi).
Foto: Republika/Prayogi
Sekolah rusak (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI- Bupati Sukabumi, Jawa Barat, Sukmawijaya mengatakan lama sekolah warga di daerah itu saat ini masih rendah yakni rata-rata 6,8 tahun atau baru sampai lulusan SD. "Kami akui lama pendidikan di sekolah masih rendah dan kami terus mendorong agar minimalnya lama pendidikan warga sembilan tahun atau sampai lulusan tingkat SMP," kata Sukmawijaya du Sukabumi, Jumat.

Untuk mendongkrak permasalahan tersebut memang tidak mudah dan tidak bisa cepat, tetapi minimalnya secara perlahan pihaknya akan meningkatkan lama belajar warganya di sekolah dengan memperbaiki dan menambah segala insfrastruktur yang ada saat ini untuk kepentingan pendidikan.

Di sisi lain, masih rendahnya angka lama sekolah ini disebabkan banyak warga yang umurnya di atas usia sekolah tetap tidak melanjutkan pendidikannya. Sehingga hitungan rata-rata lama sekolah menjadi stagnan, padahal jika dilihat saat ini sudah banyak warga dari Kabupaten Sukabumi yang melanjutkan pendidikan sampai ke perguruan tinggi dan menjadi sarjana.

Maka dari itu, di tahun ini untuk meningkatkan kualitas pendidikan, pihaknya akan mengalokasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sukabumi difokuskan kepada kesejahteraan salah satunya ke dunia pendidikan.

Anggaran tersebut akan digunakan untuk menambah dan memperbaiki sekolah, insfrastruktur menuju sekolah dan anggaran untuk pelajar yang tidak mampu melanjutkan sekolah melalui progam beasiswa. "Kami akui, dunia pendidikan di Kabupaten Sukabumi masih rendah tapi bagaimana pun juga pemerintah terus berupaya agar kualitas pendidikan ini meningkat, karena salah satu faktor untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan warga melalui pendidikan," tambahnya.

Orang nomor satu di Kabupaten Sukabumi ini juga mengatakan faktor penghambat lain untuk mempercepat pertumbuhan kualitas pendidikan ini seperti masih banyak warga yang melihat sekolah itu tidak penting. Sehingga banyak yang putus sekolah karena ingin cepat bekerja untuk membantu ekonomi keluarganya.

Bahkan ada juga yang memilih menikah tetapi tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan yang ingin bekerja. Pihaknya juga sudah memberikan jaminan melalui berbagai progam pendidikan salah satunya beasiswa, karena warga yang tidak mampu membiayai sekolah akan dijamin oleh pemerintah mulai sampai tingkat SMA, asalkan orang itu mau belajar dan ingin maju.

"Hal ini menjadi tugas kami untuk merubah paradigma seperti itu di masyarakat, agar tidak ada lagi warga yang putus atau tidak bisa melanjutkan sekolah karena masalah ekonomi," kata Sukmawijaya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement