Sabtu 15 Mar 2014 08:38 WIB

Koin Islam Pertama (4)

Koin-koin Islam.
Foto: Islamic-arts.org.
Koin-koin Islam.

Oleh: Ani Nursalikah

Koin dinar yang terbit berikutnya memiliki ukuran dan berat yang sama persis dengan sebelumnya. Materialnya juga terbuat dari emas murni. Pada koin tertera tahun pembuatan, 77 Hijriah, hanya satu tahun sesudah koin pertama terbit.

Di satu sisi tertera tulisan Arab yang berbunyi “Tidak ada Tuhan selain Allah, Ia tidak punya sekutu. Nabi Muhammad adalah utusannya yang dikirim dengan petunjuk dan agama kebenaran dibanding agama lainnya”. Pada bagian belakang tertera juga teks Alquran “Allah adalah Satu, Allah adalah Abadi. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan.”

Tulisan pada koin ini menimbulkan dua poin yang menarik. Pertama, teks ini bisa jadi teks Alquran tertua yang bertahan di mana pun. Sebelum Nabi Muhammad, bahasa Arab nyaris menjadi bahasa yang tidak tertulis sama sekali. Namun, pada saat itu, tampaknya ada kebutuhan penting untuk merekam kalimat Allah secara akurat. Karena itulah, tulisan Arab pertama kali berkembang, yaitu gaya Kufi.

Tulisan tersebut yang kemudian muncul dalam koin itu. Koin ini juga memberitahu kita terhadap sesuatu yang lain. Jika koin menyatakan kekuatan dominan dalam masyarakat, jelas kekuatan dominan di kerajaan ini bukanlah kaisar, tetapi firman Allah.

Potret atau seni kiasan tidak memiliki tempat dalam dokumen resmi negara. Abdul Malik, sang khalifah Allah, tutup usia pada 705 Masehi. Namun, pesan yang disampaikan melalui koin kerajaannya masih memiliki resonansi pesan yang kuat.

Transisi mata uang

Setelah pasukan Muslim mengalahkan Kekaisaran Bizantium dan Sasanid, mulai muncul kebutuhan untuk mengatur pemerintahan di wilayah taklukan. Generasi Muslim awal di Arabia tak mengenal sistem pemerintahan secanggih yang dimiliki oleh kedua kekaisaran yang baru saja mereka tundukkan itu.

Maka, jalan keluar paling mudah untuk menjalankan negara adalah mempertahankan sistem pemerintahan yang sudah ada, sama seperti apa yang sudah dilakukan para bangsa penakluk sebelum mereka.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement