REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo akhirnya resmi diusung sebagai calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
"Jokowi memimpin Jakarta memang bagus, tapi kok terkesan keburu ya, janji Jokowi kepada masyarakat kecil kan belum semuanya ditepati," kata eks warga Waduk Pluit yang kini tinggal di Rusunawa Marunda, Jakarta Timur, Warlan (51 tahun).
Warlan menjelaskan, seharusnya Jokowi mau bersabar dan menunggu masa jabatan hingga selesai satu periode. Dengan demikian masyarakat semakin mencintai Jokowi dan semakin percaya terhadap mantan Wali Kota tersebut.
Warlan menilai, Jokowi sudah mulai ingkar terhadap janji-janjinya. "Persoalan yang Jakarta sangat banyak, mulai dari banjir Jokowi belum bisa menyelesaikan, macet juga," ujar Warlan.
Hal yang sama juga disampaikan Rastono (39 tahun), dia menganggap pecalonan Jokowi sebagai calon presiden dinilai terburu dan syarat dengan kepentingan politik. Padahal Jokowi sendiri memimpin Jakarta tidak ada dua tahun. "Waktu dua tahun itu sangat singkat untuk memperbaiki masalah-masalah di DKI," kata Rastono.
Pencalonan Jokowi memang relatif dipercepat oleh PDIP mengingat moment politik saat ini menjadi partai oposisi mendapat ruang besar untuk merebut kursi empuk RI satu.
Nampaknya, fenomena tersebut tidak semua kalangan menolak, berbeda dengan Warlan dan Rastono, salah satu warga Waduk pluit, Sumiati (36 tahun) mendukung pencapresan Jokowi. Dia mengatakan, pencalonan Jokowi menjadi keharusan karena menurut Sumiati hanya Jokowi lah pemimpin Indonesia saat ini yang peduli terhadap masyarakat. Dia menilai, meski tanggungjawab Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta belum selesai dan terlalu terburu mencalonkan diri sebagai presiden namun dia mempunyai keyakinan lain terhadap Jokowi.
"Pemimpin sekarang pada suka korupsi dan sudah tidak bisa dipercaya lagi. Sementara sampai sejauh ini Jokowi belum kelihatan korupsinya. Kita berdoa aja mas, supaya Jokowi tidak seperti pendahulunya," ujar Sumiati.