REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Sebuah madrasah di Afghanistan utara dituduh mengajarkan tindakan radikal pada ribuan perempuan. Mereka melarang perempuan untuk bekerja di luar rumah danmendengarkan radio atau menonton televisi.
Sebuah penyelidikan yang dilakukan BBC menemukan madrasah Ashraf ul-Madares di Provinsi Kunduz mengajarkan bahwa mendengarkan radio menonton televisi dan mengambil foto merupakan kegiatan tak Islami. Selain itu, mereka juga melarang perempuan bekerja di luar rumah.
Aktivis mengatakan sekolah tersebut melemahkan hak-hak perempuan. Namun, para pendiri mengatakan mereka memberikan pendidikan agama yang sangat dibutuhkan. Sekitar 6.000 perempuan dan gadis-gadis muda belajar di madrasah yang didirikan oleh dua mullah berpengaruh di Kunduz itu.
Siswa dari madrasah sangat mudah dikenali, melalui pakaian mereka yang mengikuti syariat Islam secara ketat.Kepala madrasah Mawlavi Abdul Khaleq, menolak kritik tersebut. Dia mengatakan kepada BBC tujuan sekolah adalah untuk membantu wanita muda mencapai potensi penuh mereka dengan memahami sejarah dan ajaran dasar Islam.
"Pada awal perkembangan Islam, perempuan Muslim ikut mengambil bagian dalam kegiatan keagamaan," katanya seperti dilansir BBC, Ahad (16/3). "Mereka bahkan diajak berpartisipasi dalam perang, tapi kini Muslim tertinggal di belakang."