REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbankan di Indonesia memiliki kinerja keuangan di atas rata-rata industri keuangan di dunia. Hal tersebut terlihat dari return on assets (ROA) dan return on equity (ROE).

ROA merupakan rasio keuntungan bersih setelah pajak yang dihasilkan dibandingkan dengan aset yang dimiliki perusahaan. ROE merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih yang dikaitkan dengan modal perusahaan.

Berdasarkan data Bloomberg, ROA perbankan di Indonesia jauh lebih baik dibandingkan ROA rata-rata perbankan di dunia. Di Amerika Serikat, rata-rata ROA perbankan mencapai 1,6 persen, Eropa 1 persen, Asia Pasifik 1,33 persen. Namun di Indonesia, ROA perbankan mencapai 2,5 persen.

Tak hanya ROA, rata-rata ROE perbankan di Indonesia mencapai 19,9 persen. Persentase tersebut berada jauh di atas posisi perbankan di Amerika Serikat yang hanya 13,6 persen, Eropa 11,8 persen dan Asia Pasifik 15,96 persen.

Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI) menjadi bank yang paling untung di Indonesia dan dunia. ROE BRI mencapai 34,11 persen dan ROA 5,03 persen, jauh di atas rata-rata nasional.

Sekretaris Perusahaan BRI Muhamad Ali mengatakan, BRI semakin efisien seiring dengan implementasi teknologi informasi dan komunikasi yang kian massif di seluruh jaringan kerja dan layanan BRI di Tanah Air. Hal itu terlihat dari rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang rendah yakni sebesar 60,58 persen yang juga menjadi kontributor bagi tingginya profitabilitas BRI. Rasio kredit bermasalah (NPL) di BRI juga relatif rendah, hanya 1,55 persen NPL gross dan 0,31 persen NPL nett.

"Prestasi BRI tak lepas dari tingginya komitmen SDM serta kuatnya visi shareholders, manajemen BRI serta konsistensi perusahaan dalam menerapkan tata kelola perusahaan yang baik atau GCG," ujar Ali, Ahad (16/3). Ia mengatakan, visi BRI adalah membangun ekonomi berbasis kerakyatan sampai ke pelosok desa dan membantu program-program pembangunan.

Ikuti Whatsapp Channel Republika