Ahad 16 Mar 2014 13:31 WIB

Mantan PM Libya Klaim Pemecatannya Tak Sah

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Fernan Rahadi
Ali Zeidan
Foto: alarabiya.net
Ali Zeidan

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Mantan Perdana Menteri Libya Ali Zeidan akhirnya memberikan wawancara pertamanya sejak ia meninggalkan negara itu. Dia mengatakan pemecatannya oleh parlemen tidak sah.

Dalam sebuah wawancara yang ditayangkan televisi swasta Libya, Ahrar pada Sabtu (15/3) waktu setempat, ia disarankan oleh sekutunya di parlemen untuk meninggalkan negara itu dengan alasan keamanan dan menghindari penangkapan.

Zeidan mengatakan saingan politiknya telah salah menghitung suara dalam mosi tidak percaya untuk menggulingkan dia. Gerakan tersebut disetujui oleh 124 dari 194 anggota parlemen atau empat kali lebih banyak dari mayoritas yang dibutuhkan.

"Sejak hari pertama, mereka mencoba memberhentikan saya. Karena perdana menteri bukan anggota dalam kelompok politik mereka sehingga mereka tidak peduli,'' kata Zeidan, Ahad (16/3).

 Zeidan, seorang sekuler, diharuskan meninggalkan jabatan perdana menteri, Selasa. Dia kemudian meninggalkan negaranya menuju Eropa.

 Tidak jelas di negara mana dia tinggal saat ini. Zeidan menghabiskan bertahun-tahun di pengasingan di Jerman dan diyakini dia mungkin ada di sana.

Ia mengatakan ia hanya akan kembali ke Libya jika keselamatannya dijamin. Menteri Pertahanan Abdullah al-Thinni kini menjabat sebagai  perdana menteri sementara.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement