REPUBLIKA.CO.ID, SIMFEROPOL -- Hasil sementara jajak pendapat dari referendum di Krimea akan diumumkan pada Ahad (16/3) malam. Sedangkan hasil akhir referendum pengambilalihan Krimea, diperhitungkan akan rampung satu hingga dua hari ke depan.
Dikutip dari Reuters, Ahad (16/3), poling sudah dilakukan sejak pukul 08.00 waktu setempat. Jajak pendapat pun akan ditutup 12 jam setelahnya, yakni pukul 20.00.
Jajak pendapat Krimea ini dilangsungkan di sejumlah wilayah, salah satunya di dalam sebuah sekolah tinggi di Kota Simferopol. Pada tempat pemungutan jajak pendapat di lokasi tersebut, puluhan orang berbaris di luar untuk memberikan suara mereka lebih awal.
''Saya telah memilih untuk Rusia,'' ujar warga yang berprofesi sebagai perawat hewan, Svetlana Vasilyeva. Menurut warga Crimea berusia 27 tahun itu, referendum ini merupakan hal yang ditunggu-tunggu. ''Kami adalah satu keluarga dan kami ingin hidup dengan saudara-saudara kami,'' ungkapnya.
Vasilyeva pun menjelaskan, sangat ingin secepatnya meninggalkan Ukraina. Sebab, kalangan warga seperti dia sering dipandang rendah oleh warga negara Ukraina.
''Karena orang-orang Ukraina menyebut kami sebagai orang-orang dari kelas rendah. Bagaimana Anda bisa tinggal di sebuah negara yang seperti itu,'' tanyanya.
Dilaporkan Reuters, mayoritas pemilih dari 1,5 juta pemilih di Crimea, seperti Svetlana, lebih mendukung meninggalkan Ukraina. Mayoritas ini memilih menjadi bagian dari Rusia atas sejumlah keunggulan. Mereka mengungkapkan harapan yang lebih baik dalam hal pendapatan dan masa depan, bila bergabung dengan Rusia.
Namun, pihak lainnya memandang referendum ini tak lebih merupakan upaya geopolitik yang dilakukan Kremlin, yang berusaha untuk mengeksploitasi kelemahan ekonomi dan militer Ukraina.
Para pemimpin di Crimea yang pro Rusia telah berupaya memastikan suara warga Crimea lebih mendukung Moskow. Ribuan tentara Rusia pun telah menguasai Semenanjung Laut Hitam.