REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kabupaten Demak, Jawa Tengah, yang memiliki sentra produksi ikan asap di Desa Wonosari, Bonang, menghasilkan produk olahan dari ikan air tawar maupun laut sekitar 4,5 hingga lima ton per hari.
"Pengolahan ikan dengan pengasapan merupakan terobosan bagi sektor perikanan tangkap maupun darat yang menjadi salah satu andalan kami," kata Wakil Bupati Demak Harwanto di Kabupaten Demak, Ahad (16/3).
Hal itu diungkapkannya di sela kunjungan Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C Sutardjo di sentra pengasapan ikan di Desa Wonosari, Demak, sekaligus memberi bantuan modal bagi petambak korban banjir.
Menurut dia, keberadaan fasilitas pengasapan ikan itu mampu menyiasati hasil panen ikan, baik tangkap maupun darat yang berlimpah menjadi produk makanan olahan dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi.
"Selama ini, produksi ikan kami cukup tinggi. Dari sektor perikanan darat setidaknya mencapai 28 juta kilogram/tahunnya, sementara dari perikanan tangkap setidaknya 2,1 juta kg/tahunnya," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, keberadaan fasilitas pengasapan yang terdiri atas 48 bangunan bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sangat membantu masyarakat mengolah hasil panen ikan.
Dari Pemerintah Kabupaten Demak, kata dia, terus mendukung kegiatan ekonomi di sentra pengasapan di Desa Wonosari dengan melakukan pembinaan, pendampingan, termasuk pengelolaan fasilitas pengasapan ikan.
"Dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2013 Kabupaten Demak, didirikan lagi bangunan fasilitas pengasapan ikan sebanyak 16 unit sehingga bisa semakin memaksimalkan produksi ikan asap di sini," katanya.