Senin 17 Mar 2014 06:43 WIB

Ada Kiriman Pesan 'Selamat Malam' Sebelum MH370 Hilang

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Fernan Rahadi
Pesawat Malaysian Airline
Foto: kyodo news
Pesawat Malaysian Airline

REPUBLIKA.CO.ID, SONGKHLA -- Sosok misterius yang diduga mengendalikan pesawat Malaysia Airlines MH370 terakhir kalinya sebelum menghilang terdeteksi dikabarkan memberikan komunikasi terakhir mereka untuk pihak pengontrol lalu lintas udara Malaysia. Pengungkapan terbaru yang dikeluarkan pihak berwenang Malaysia itu menambah kecurigaan bahwa memang pesawat itu dibajak.

Dilansir dari The Guardian, Senin (17/3), ada orang yang menyampaikan pesan, "Baiklah, selamat malam" ke pusat pengendali lalu lintas udara di Kuala Lumpur sebelum Boeing-777 itu menghilang dari radar mereka pada pukul 01.22 waktu setempat dan keluar dari jalur penerbangan yang dijadwalkan menuju Beijing itu. Sistem komunikasi pesawat atau Aircraft Communications Addressing and Reporting System (Acars) telah ditutup secara manual setelah itu.

Tim investigasi masih belum mengetahui siapa yang berada di balik semua ini dan apa niat mereka saat  membajak pesawat tersebut sehingga menghilang dari pantauan radar lebih dari sepekan lalu.

Ahli perawatan pesawat telah menjelaskan bahwa sistem komunikasi pesawat hanya bisa dinonaktifkan secara manual/ Prosesnya membutuhkan peralihan sejumlah kontrol kokpit secara berurutan, bahkan layar komputernya membutuhkan input keyboard.

Pihak berwenang belum mengungkapkan apakah orang yang mengeluarkan pesan terakhir 'selamat malam' itu adalah Kapten  Zaharie Ahmad Shah (53 tahun) atau co-pilot  Fariq Abdul Hamid (27), atau orang ketiga yang tidak diketahui. Hal ini juga masih belum dikonfirmasikan secara resmi apakah pesan 'selamat malam' tersebut dicatat oleh pusat komunikasi bandara. Namun hingga saat ini, Malaysia Airlines dan Kementerian Transportasi Malaysia belum kunjung memberikan komentar.

Kepala Polisi Malaysia, Khalid Bakar mengatakan pihak berwenang sedang menyelidiki semua kru, penumpang, dan staf yang terlibat dengan MH370. Penyelidikan itu meliputi apakah mereka ada yang pernah terlibat aksi pembajakan, sabotase, dan terorisme. Polisi juga telah menanyai rekan-rekan sang pilot dan keluarganya di Kuala Lumpur.

Polisi juga menggeledah rumah co-pilot. Menurut Malaysia Airlines, pilot dan co-pilot tidak meminta untuk terbang bersama, sehingga mengurangi kemungkinan ada koordinasi yang dicurigai antara keduanya untuk membajak pesawat. Polisi juga sedang menunggu informasi latar belakang dari beberapa negara yang warga negaranya berada di pesawat.

Pelaksana Tugas Menteri Transportasi Malaysia, Hishammuddin Hussein mengatakan ada 25 negara yang membantu proses pencarian pesawat. Bantuan itu termasuk di antaranya koordinasi darat, laut, udara, hingga bantuan diplomatik yang signifikan. Pengumpulan sejumlah data satelit juga dilakukan.

"Ini adalah usaha yang signifikan dalam pencarian. Fokus utama kami adalah di perairan laut dangkal yang melintasi 11 negara, hingga lokasi paling terpencil sekalipun," ujar Hishhammuddin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement