REPUBLIKA.CO.ID,KUALA LUMPUR -- Australia memimpin pencarian pesawat hilang Malaysia Airlines MH370 di atas Samudra Hindia, Senin (17/3). Pencarian ini didasarkan pada data radar yang menyatakan bahwa pesawat Boeing 777 itu berbelok ke arah lautan India dari rute resminya Kuala Lumpur- Beijing.
Malaysia meminta bantuan beberapa negara untuk memburu pesawat itu di perairan luas yang membentang dari barat laut Asia ke Kazakhstan. Dilansir dari AP, Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengatakan kepada parlemen bahwa ia setuju untuk memimpin pencarian menjelajahi Samudra Hindia selatan.
Australia melibatkan dua pesawat AP-3C Orion untuk memonitor daerah utara dan barat kepulauan-kepulauan terpencil seperti Kepulauan Coco. Pihak berwenang Malaysia mengatakan sinyal "Ping" dari pesawat muncul tujuh jam setelah lepas landas.
Padahal pesawat yang membawa 239 penumpang di dalamnya itu telah kehilangan kontak sejak satu jam setelah lepas landas. Hal ini memungkinkan pesawat terbang ke koridor udara bagian utara yang membentang di atas bagian barat laut tanah Asia Tenggara hingga Asia Tengah.
Pemerintah Malaysia merilis, hingga Senin ini tercatat dua puluh enam negara terlibat dalam pencarian. Perkembangan terbaru mengatakan bahwa pihak penyidik mencurigai MH370 sengaja mengalihkan rutenya dan mematikan semua sistem komunikasi beberapa saat setelah terbang, Sabtu (8/3) lalu.
Kecurigaan jatuh pada siapa pun dalam pesawat yang memiliki pengalaman penerbangan, khususnya pilot, Zaharie Ahmad Shah dan co-pilot Fariq Abdul Hamid. Polisi Malaysia telah menyita simulator penerbangan dari rumah Zaharie dan mengunjungi rumah Fariq untuk kepentingan penyelidikan.