REPUBLIKA.CO.ID, LUBUK BASUNG -- Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), Ermanto, mengatakan sekitar 20 ton ikan di keramba jaring apung di Danau Maninjau mati mendadak akibat angin kencang yang melanda pada Ahad (16/3).
Ermanto di Lubuk Basung, Senin, mengatakan ikan yang mati ini berada di Rambai, Nagari Koto Malintang, Kecamatan Tanjung Raya. Ikan jenis jenis mas dan nila siap panen ini mati mendadak pada Senin sekitar pukul 14.00 WIB.
"Ini merupakan data sementara, karena penyuluh perikanan yang di Tanjung Raya masih melakukan pendataan," katanya.
Ia menekankan kematian ikan ini disebabkan karena angin kencang yang terjadi pada Ahad (16/3).
"Hempasan angin tersebut mengakibatkan pembalikan air pada dasar ke permukaan air danau, sehingga udara di dasar danau menjadi hampa," jelasnya.
Akibat kejadian ini, katanya, para petani mengalami kerugian sekitar Rp340 juta, karena harga ikan di pasaran sekitar Rp17.000 per kilogram.
Untuk mengatasi ini, katanya, petani diimbau menghentikan penebaran benih dan segera melakukan panen dini agar ikan yang lain tidak mati.
Kemudian memindahkan ikan ke kolam, menghidupkan
pompa oksigen yang telah diberikan DKP Agam kepada nelayan sebanyak 30 unit pada 2013, menghentikan pemberian makan untuk sementara dan lainnya.
"Petani disarankan mendirikan keramba jaring apung dengan jarak sekitar 100 meter dari bibir pantai dengan kedalaman 10 meter," katanya.