Senin 17 Mar 2014 20:20 WIB

Australia Tinjau Investasi Asing di Sektor Properti

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Pemerintah Australia tengah meninjau undang-undang dan hukum mengenai investasi asing dalam sektor properti. Hal ini dilakukan di tengah besarnya nilai investasi asal China yang mencapai hampir 6 miliar dollar (Rp 68 triliun).

Peninjauan peraturan ini akan berfokus pada ditempati atau tidaknya apartemen-apartemen yang sudah terjual.

Australia telah menjadi tujuan investasi properti yang paling populer bagi warganegara China. 

Beberapa institutsi finansial memperkirakan bahwa warganegara China membeli sekitar 12 persen rumah-rumah baru.

Yang paling menarik adalah Kota Sydney dan Melbourne. Ada blok-blok apartemen di kota-kota tersebut yang 100 persen unitnya dimiliki dan ditempati warga negara China.

Sebuah laporan dari Credit Suisse melaporkan bahwa 18 persen rumah-rumah baru di Sydney dan 14 persen rumah-rumah baru di Melbourne dibeli oleh warganegara China. Sebanyak 44 miliar dollar dalam bentuk investasi diperkirakan akan mengucur selama tujuh tahun hingga 2020.

Yang mengetuai komite yang akan menginvestigasi masalah ini, yaitu komite ekonomi perumahan, adalah anggota parlemen dari partai Liberal, Kelly O'Dwyer. Menurut O'Dwyer, isu utama investigasi adalah ditempati atau tidak unit-unit yang terjual.

"Apakah mandat asli untuk menyediakan tempat tinggal tambahan yang pada akhirnya bisa dibeli oleh investor dan pemilik rumah Australia," ucapnya.

Kebanyakan pembeli asing hanya bisa membeli tempat tinggal yang baru dibangun, karena kebijakan yang berlaku bertujuan agar uang dari luar negeri membantu menambah persediaan rumah Australia dan tidak mengakibatkan kenaikan harga bagi penduduk Australia sendiri.

Namun, bila banyak properti-properti baru tidak ditempati, maka tak akan ada rumah-rumah tambahan tersedia di pasaran. Oleh karena itu, investasi asing tidak berhasil menambah persediaan dalam jangka pendek.

Laporan Credit Suisse juga mendapati bahwa pembeli-pembeli asal China saat ini makin menjadi "pembeli marjinal" yaitu orang-orang yang bersedia membayar lebih dari yang lain, hingga menngakibatkan kenaikan perkiraan harga pasar rumah.

Menurut O'Dwyer, mandat yang dipikul investasi asing di real estate tempat tinggal sebenarnya adalah untuk meningkatkan persediaan rumah tinggal dan menambah lapangan kerja di industri konstruksi Australia. Investigasi ini akan menentukan, apakah tujuan-tujuan tersebut terpenuhi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement