Selasa 18 Mar 2014 16:17 WIB

Kembali ke Agama Kunci Mencegah Bunuh Diri (2)

Rep: Mohammad Akbar/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: Sathiyam.tv
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Hal yang sama juga disampaikan oleh Saiful Manan. Ketua Umum LDK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta ini mengatakan pendidikan agama seharusnya bisa lebih diperbanyak lagi di sekolah formal.

''Kalau di SMA, mata pelajaran agama hanya tiga jam, maka ke depan perlu ada penambahan waktu menjadi minimal enam jam dalam setiap minggunya,'' katanya.

Sejauh ini, Manan mengatakan, lembaga yang dipimpinnya memang tidak melakukan kegiatan dakwah secara resmi ke sejumlah sekolah di Jakarta dan sekitarnya, tapi aktivitas dakwah ke sekolah itu tetap dilakukan oleh personal anggota LDK.

''Biasanya mereka masih sering memberikan tausiyah ke sekolah-sekolah SMA mereka dan itu dilakukan secara personal, bukan kelembagaan,'' ujarnya menjelaskan.

Kondisi zaman sekarang, menurut Manan, memang membuat remaja menjadi sangat rentan untuk melakukan hal semacam itu. Di sinilah peran guru, orang tua, dan lingkungan untuk lebih mampu mengayomi para remaja galau tersebut.

''Dalam hal ini back-up ilmu agama kepada mereka yang galau itu perlu dilakukan, terutama kepada kalangan remaja yang masih labil dan masih mencari jati dirinya.''

Manan berharap agar pemerintah dan institusi pendidikan serta keagamaan tidak mengabaikan persoalan ini. Jika ancaman bunuh diri di kalangan remaja dibiarkan, hal ini akan menjadi bom waktu yang berbahaya bagi kehidupan berbangsa di kemudian hari.

''Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Agama, sekolah, ulama tentunya harus mulai memikirkan langkah terbaik untuk mengatasi hal ini,'' katanya.

Wiranata Adi, ketua Lembaga Kajian dan Pencegahan Bunuh Diri (LKPBD) Kunang-kunang Al Qodir Cangkringan, Yogyakarta, pernah mengatakan persoalan ini perlu melibatkan berbagai pihak.

Pendekatan berbagai disiplin keilmuan juga harus dilibatkan mulai dari ilmu kedokteran jiwa, psikologi, sosiologi, biologi, agama, filsafat, hukum, budaya, sejarah, politik, ekonomi, klimatologi, kimia, bahkan sampai merambah dunia mistis.

 

''Sayangnya, di Indonesia perhatian pemerintah maupun elemen lain terhadap masalah tersebut masih sangat terbatas atau bahkan bisa dibilang hampir tidak ada,'' kata Adi seperti dilansir dari kantor berita Antara, beberapa waktu lalu.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement