Oleh: Mohammad Akbar
Karakteristik bangunan masjid memperlihatkan ciri khas desain bangunan di Turki dari abad ke-17 dan 18.
Jika Anda berkesempatan menyambangi Ankara, Turki, tentunya jangan lupa untuk melangkahkan kaki menuju Masjid Haci Bayram (selanjutnya ditulis sebagai Haji Bayram). Masjid ini berada di Ulus, sebuah tempat bersejarah yang pernah menjadi jantung dari kota tua Ankara.
Masjid di daerah perbukitan ini dibangun sekitar 1427 yang didedikasikan untuk Haji Bayram Veli. Ia adalah seorang sufi yang menjadi pendiri tarekat Bayramiah. Lokasi masjid ini semua adalah sebuah kuil yang dibangun oleh Kaisar Romawi Augustus pada sekitar 25-20 SM. Sisa-sisa kuil itu masih terlihat hingga kini.
Semasa perjalanannya, masjid ini tercatat mengalami dua kali renovasi. Pada abad ke-16, masjid ini direstorasi oleh seorang arsitek ternama Mimar Sinan. Lalu pada 1714, cucu dari Haji Bayram melakukan lagi pemugaran terhadap bangunan tersebut.
Walau waktu telah menggerusnya, eksistensi masjid ini justru menjadi salah satu destinasi wisatasan berkunjung ke Ulus pada masa sekarang. Karakteristik bangunannya memperlihatkan ciri khas desain dari abad ke-17 dan 18. Bangunan itu bercirikan dengan bentuk bangunan yang jangkung dan terkesan kaku.
Mengutip tulisan yang ada di laman Ankara City Guide, masjid ini berbentuk persegi panjang. Bersebelahan dengan masjid, terdapat makam Haji Bayram dan sebuah minaret. Masjid ini memiliki atap heksagonal berdimensi 13,5 x 20 meter. Total luas bangunannya sekitar 700 meter persegi yang terdiri dari dua tingkat.
Selintas dari sisi luar, kesan bangunan masjid terasa kaku. Bahkan, terselip kesan bentuk masjid ini menyerupai kastil. Dinding masjidnya tersusun dari material batu bata dengan fondasi batu. Warna dindingnya dibiarkan alami.
Karya Mimar Sinan
Untuk memperindah tampilan fasad, tumpukan bata-bata itu dihiasi oleh garis berwarna hijau terang. Garis hijau itu memiliki posisi horizontal dengan bangunan masjid. Selain itu di bagian dinding luar sebelah selatan terdapat kaligrafi yang berisi tulisan dua kalimat syahadat.
Selain daya pikat pada tumpukan bata yang dibiarkan dengan warna alaminya, masjid ini juga memperlihatkan motif lengkungan pada setiap lubang jendela. Bentuk lengkungan itu dibuat dengan bagian ujungnya yang meruncing. Bentuk itu terlihat jelas pada jendela bagian atas. Jendela dihiasi dengan ukiran pahatan bermotif tanaman.