REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG -- Seorang anggota TNI Angkatan Laut Sersan Mayor Bek Alfiansyah dan Edi, pegawai harian lepas di pos Pulau Tambelan, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, yang diduga ditahan nelayan Thailand sampai sekarang belum ditemukan.
"Sudah hampir empat hari Serma Bek Alfiasnyah dan Edi belum ditemukan. Kami masih mencarinya," kata Kepala Dinas Penerangan Lantamal IV/Tanjungpinang Mayor Laut (KH) Josdy Damopolii, yang dihubungi dari Tanjungpinang, Selasa.
Ia mengemukakan, Bek dan Edi tidak mengejar kapan nelayan Thailand tersebut, melainkan melihat kapal itu saat membawa KM Jaya Lima, yang merupakan barang bukti untuk penyidikan pihak kejaksaan. Dalam perjalanan, Bek, Edi dan kedua rekannya menemukan kapan nelayan Thailand tersebut.
"Hanya Bek dan Edi yang naik ke atas kapal nelayan Thailand, sedangkan dua rekannya menunggu di dalam kapal yang membawa KM Jaya Lima. Kemudian BEK dan Edi disekap, sedangkan dua rekannya berhasil kabur," ungkapnya.
Josdy tidak ingin mengomentari permasalahan itu lebih jauh, karena saat ini masih dalam proses pencarian kedua korban. Dia meminta wartawan bersabar, dan berjanji akan memublikasikannya secara lengkap setelah kedua korban ditemukan.
Saat ini, kata dia, TNI AL masih mencari kedua korban.
"Saya belum dapat mengomentari hal-hal yang bersifat teknis, karena masih dalam proses pencarian," katanya.
Ia mengemukakan, para petinggi TNI saat ini berada di Batam untuk memantau pelaksanaan Latihan Bersama Multilateral Komodo 2014. Permasalahan ini sudah diketahui mereka.
"Kami memperhatikan permasalahan penyekapan terhadap anggota kami dan warga sipil sebagai hal yang serius," ujarnya.