Selasa 18 Mar 2014 17:10 WIB

Meneladani Pahlawan Pemuda Islam (Bagian-2, habis)

Kemanangan Bizantium (ilustrasi)
Foto: brucknergallery.com
Kemanangan Bizantium (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Hannan Putra

Saat ini banyak pemuda yang melalaikan kewajiban kepada Allah.

Ternyata sosok Usamah bin Zaid adalah seorang ahli ibadah yang tak pernah lalai dengan kewajibannya. Seperti dikisahkan Dr Amin bin Abdullah al-Syaqawi dalam makalahnya, Pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah, Usamah disebut-sebut sebagai sosok remaja saleh.

"Di antara contoh pemuda yang konsisten dengan ketaatan kepada Tuhannya adalah pemuda para sahabat. Seperti Usamah bin Zaid, yang pernah didaulat Nabi SAW untuk menjadi pemimpin pasukan kaum Muslimin yang bergerak ke negeri Syam," tulis al-Syaqawi.

Mereka inilah yang seharusnya menjadi teladan dan panutan pemuda Islam. Mereka tampil sebagai panglima perang Rasulullah untuk membela panji Islam.

Sayangnya, pemuda Islam saat ini tampil sebagai pemimpin geng yang sibuk dengan tawuran. Tak jelas apa yang mereka perjuangkan, hanya sebatas gengsi dan arogansi.

Hal ini pulalah agaknya yang menjadikan kepercayaan umat kepada pemuda Islam menjadi kurang. Mereka yang masih muda dianggap belum pantas memimpin dan diberi amanah.

Tak ada harapan yang ditumpukan bagi pemuda Islam untuk mengubah kondisi umat yang tengah sakit. Demikian jua, tak ada pula pemuda Islam yang berani tampil percaya diri dengan kapabilitas mumpuni yang didapatnya.

Ketika Rasulullah SAW mengutus pasukan ke Syam, (salah satu daerah di Palestina bernama Abna), ketika itu Usamah bin Zaid yang masih muda dipercaya sebagai panglima perang.

Padahal, pasukan besar tersebut terdiri atas pejuang-pejuang senior dari kaum Muhajirin dan Anshar. Di antaranya Umar bin Khathab dan para Ahlul Badr lainnya. Namun, Rasulullah SAW memutuskan pimpinan pasukan diserahkan kepada Usamah bin Zaid.

Beberapa sahabat sempat protes. "Anak kecil itu menjadi komandan dan amir dari kaum Muhajirin awal, wahai Rasulullah?" tutur salah seorang sahabat Ayyasy bin Abi Rabiah.

Rasulullah SAW yang masih sakit ketika itu langsung naik ke mimbar dengan selimut dan serban untuk mengikat kepalanya yang sakit.

"Telah kudengar sebagian dari kalian mengecam kepemimpinan Usamah. Demi Allah, jika kalian mengecam  dirinya, berarti kalian mengecam bapaknya. Demi Allah, sungguh ia (Zaid bin Haritsah) layak sebagai pemimpin, dan sepeninggal bapaknya, putranya sangat layak sebagai pemimpin. Dan sungguh, Zaid adalah orang yang sangat aku kasihi, demikian juga Usamah. Keduanya layak untuk mendapat semua kebajikan, karena itu, berwasiatlah kalian dalam kebajikan  karena ia adalah sebaik-baiknya orang di tengah kalian," sabda Rasulullah.

Demikian besarnya kepercayaan dan kesempatan yang diberikan Rasulullah SAW kepada para pemuda. Usia tak lagi menjadi penghalang bagi mereka untuk diberikan suatu amanah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement