Selasa 18 Mar 2014 23:30 WIB

Menhan Malaysia Harap Info Dari Negara Tetanggal Soal MH370

Two Malaysian children stand in front of messages board and well wishes to people involved with the missing Malaysia Airlines jetliner MH370, Sunday, March 16, 2014 in Sepang, Malaysia.
Foto: AP/Vincent Thian
Two Malaysian children stand in front of messages board and well wishes to people involved with the missing Malaysia Airlines jetliner MH370, Sunday, March 16, 2014 in Sepang, Malaysia.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR-- Menteri Pertahanan Malaysia, Hishammuddin Hussein mengatakan belum ada informasi yang tepat mengenai keberadaan pesawat Malaysia Airlines MH370 dari Kuala Lumpur tujuan Beijing, China sejak dinyatakan hilang kontak pada Sabtu (8/3).

"Belum ada informasi yang tepat," kata Hishammuddin di Hotel Sama-Sama, KLIA, Sepang, Selasa dalam jumpa pers hari kesebelas hilangnya pesawat MH370 tujuan Beijing, China dengan membawa 227 penumpang dan 12 kru.

Menurut dia, saat ini yang berkembang adalah pendapat dari berbagai pihak yang mengarah pada spekulasi.

Berbagai peralatan canggih dari beberapa negara telah dikerahkan. Oleh karenanya, dalam kondisi seperti itu dan berkembangnya berbagai tuduhan dan spekulasi, silakan orang banyak untuk dapat menilainya sendiri, katanya.

Ia menjelaskan pada saat ini, sebanyak 26 negara turut berperan dalam pencarian MH370. "Para pakar penerbangan sangat mengharapkan informasi dari negara-negara sahabat yang memiliki aset modern tersebut," ungkapnya.

Selanjutnya, Hishammuddin Hussein menjelaskan pula bahwa operasi pencarian pesawat Malaysia Airlines yang hilang sejak Sabtu (8/3) sudah mencakup area seluas 2,24 juta mil laut persegi di koridor utara dan selatan. "Ini area yang sangat luas dan Malaysia tidak bisa melakukannya sendiri. Kami butuh bantuan internasional," katanya.

Dengan wilayah yang luas ini, lanjut dia, Malaysia tidak mungkin bisa bekerja sendiri dan tentunya bantuan dari negara-negara sahabat menjadi sangatlah penting. Saat ini, pencarian pesawat tersebut difokuskan pada dua koridor, yaitu utara dan selatan.

Untuk koridor utara dipimpin China dan Kazakhstan, sedangkan koridor selatan dipimpin Indonesia dan Australia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement