REPUBLIKA.CO.ID, SIMFEROPOL -- Ukraina mengatakan satu tentaranya tewas di Krimea, Selasa (18/3). Peristiwa ini merupakan kasus pertumpahan darah pertama sejak pasukan Rusia dan milisi proKremlin menguasai wilayah pemberontakan itu hampir tiga pekan lalu.
Juru bicara kementerian pertahanan regional Vladislav Seleznyov, mengatakan kepada AFP bahwa prajurit tersebut meninggal setelah lehernya tertembak ketika sekelompok pria bersenjata menyerbu sebuah pangkalan militer Ukraina di kota utama Crimea bagian timur laut, Simferopol.
Seleznyov tidak memberikan keterangan rinci tentang apakah pangkalan itu diserbu oleh tentara-tentara Rusia ataukah oleh para milisi yang memihak Kremlin yang juga menjalankan patroli di semenanjung Krimea.
Juru bicara mengatakan satu tentara lainnya mengalami luka-luka dalam serangan tersebut. Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa menandatangani perjanjian yang memasukkan wilayah Laut Hitam Krimea sebagai wilayah milik Rusia. Klaim itu telah mengundang kecaman dari Kiev dan negara-negara Barat.
Pasukan Rusia telah menduduki semenanjung Krimea sejak awal Maret setelah terjungkalnya pemerintahan proKremlin di Ukraina bulan lalu dan meningkatnya kekuasaan pemerintahan baru yang didukung Baratyang condong untuk menjalin hubungan lebih erat dengan Uni Eropa.