Rabu 19 Mar 2014 11:07 WIB

Bentuk Pribadi Saleh Lewat Tadabur Alquran

Rep: Rosita Budi Suryaningsih/ Red: Chairul Akhmad
Bocah-bocah belajar mengaji (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Bocah-bocah belajar mengaji (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Masyarakat  Indonesia mayoritas adalah Muslim. Sebagai Muslim, merupakan kewajiban untuk menjadikan kitab sucinya Alquran sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Pimpinan Ar-Rahman Quran Learning (AQL) Ustaz Bahtiar Nasir, kebanyakan umat Islam membaca Alquran hanya sebatas ritual saja. Ia melihat saat ini banyak kaum Muslim membaca Alquran, namun tak menerapkan apa yang terkandung dalam kitabullah tersebut dalam kehidupan sehari-hari. “Masih bersifat ritual, kurang fungsional,” katanya saat ditemui Republika beberapa waktu lalu.

Untuk mengetuk umat Islam agar lebih dekat dengan Alquran, Bahtiar mendirikan lembaga yang bisa membuat orang mudah mempelajari cara membaca Alquran. Selain itu, ia juga gencar melakukan wakaf Alquran, memberikan bantuan kepada umat Islam yang tidak mampu dan tidak mempunyai akses untuk memiliki Alquran.

Tak berhenti sampai di situ, bersama dengan pihak lain yang peduli akan hal ini juga didukung oleh lembaga tadabur Alquran internasional, diresmikanlah Lembaga Tadabur Alquran Indonesia. “Tujuannya agar Alquran menjadi solusi,” kata Bahtiar.

Menurutnya, hingga kini masih banyak kaum Islam yang jarang membaca Alquran. Belum lagi banyak yang tak bisa membacanya dengan benar. Bagi yang sudah bisa membacanya dengan benar, malah hanya berkeinginan untuk menghafalkannya saja, bukan mengimplementasikan makna yang terkandung di dalamnya.

Dalam tingkat akademik saja, kata Bahtiar, masih hanya sekadar membaca Alquran dan menghafalnya. “Data lapangan yang saya peroleh, hanya dua persen orang Indonesia yang pernah membaca terjemahan Alquran hingga selesai,” ujarnya.

Di tingkat implementasi, pembacaan ayat-ayat suci Alquran hanya sebagai pelengkap dalam pembukaan suatu acara. Implementasi dalam kehidupan sehari-harinya masih kurang. Ia pun berharap kegiatan tadabur Alquran yang digiatkan lebih serius ini bisa membentuk karakter masyarakat Indonesia yang Islami dan sesuai dengan kandungan isi Alquran.

Menteri Agama Suryadharma Ali mendukung dibentuknya lembaga ini. Menurutnya, dengan tadabur Alquran akan memperkuat iman umat Islam. “Tadabur Alquran membuat hati menjadi bersih. Orang yang sering melakukan tadabur Alquran akan benci dengan perbuatan maksiat,” katanya.

Ia menambahkan, banyak manfaat yang bisa dipetik jika seorang Muslim bisa menangkap makna yang tersirat dalam Alquran. Alquran berisi rahmat dan kunci kesembuhan sebagai jalan keluar atas semua permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan.

Tadabur merupakan bagian dari interaksi dengan Alquran. Tadabur sangat erat kaitannya dengan tilawah, tahfidz, tajwid, yang kemudian memahami makna yang terkandung dalam Alquran dan menjadikannya sebagai pedoman perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement