Rabu 19 Mar 2014 11:42 WIB

Siti Masrifah, Fokus Mendakwahkan Alquran (1)

Siti Masrifah.
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Siti Masrifah.

Oleh: Erdy Nasrul

Mendalami Alquran, menggerakkan hatinya untuk mendakwahkan Kitab Suci umat Islam tersebut.

Ada yang berbeda dalam perayaan 42 tahun Institut Ilmu Al-Quran (IIQ), Ciputat, Tangerang Selatan. Ketika itu, acara dipandu seorang dalang yang tidak lain adalah dosen ilmu Alquran, Siti Masrifah.

Dia mendalang sambil menyisipkan pentingnya mempelajari Alquran. “Sedikit-sedikit saya masukkan pentingnya mendalami dan mencintaiAlquran,” katanya.

Hal serupa dilakukannya ketika berdakwah di banyak daerah di Indonesia. Mulai Pulau Sumatra hingga Maluku Utara sudah disambanginya. Dia dakwahkan pentingnya Alquran  sebagai pedoman hidup yang harus dijaga. “Sesungguhnya Allah menurunkan dan menjaga Alquran,” ujarnya mengutip sebuah ayat dalam surah al-Hijr.

Mendakwahkan Alquran tidak melulu lewat retorika. Dia tidak terus-menerus berpidato dan menggurui jamaahnya tentang Alquran. “Jika bosan maka satu per satu jamaah akan meninggalkan dakwah kita,” dia mengungkapkan.

Kalau Cifah—begitu orang menyapanya—berdakwah, akan diselingi musik dangdut atau pop. Ada juga selingan shalawat dan doa. Terkadang diramaikan juga dengan penampilan seni yang merupakan kearifan lokal Indonesia.

Dia melibatkan teman-temannya di IIQ. Ada yang berperan sebagai pembaca shalawat, ada hafalan Alquran. Sedangkan, ceramah dan doa khusus ditangani Cifah.

Pernah dia berdakwah di sebuah komunitas sekitar Pulau Sumatra. Seingatnya, Medan. Jamaah di sana biasanya hanya mendengarkan ceramah sebentar. Setelah itu pulang. Ketika Cifah berceramah, tidak satu pun jamaah yang jumlahnya mencapai ribuan bergeser dari tempat duduknya. Semua mendengarkan, tertawa, dan menghayati dakwah Cifah.

Dia juga berkesempatan berdakwah di lingkungan militer. Ketika itu, dia banyak diberikan aturan oleh protokoler. Salah satunya, dia harus memberi penghormatan kepada perwira tinggi yang hadir.

Namun, itu tidak dihiraukannya. Saat tampil, dia berceramah apa adanya. Jenderal-jenderal tertawa dibuatnya. Kemudian, menyimak setiap kata yang diucapkan Cifah. “Intinya kita membuat dakwah yang menarik,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement