REPUBLIKA.CO.ID, Sekitar empat juta Muslim tinggal di Amerika Latin. Sekitar 50 ribu di antaranya adalah Hispanik.
Mayoritas Muslim di sana merupakan keturunan dari negara-negara di Timur Tengah, seperti Suriah, Lebanon, dan Palestina.
Populasi Muslim yang cukup besar ada di Brasil, Venezuela, dan Kolombia. Masjid dan tempat beribadah bisa dengan mudah ditemukan di kota-kota besar.
Munculnya Islam di Amerika Latin dimulai dari perjalanan ke benua ini, bahkan sebelum Colombus tiba. Hal itu terlihat dari bukti peta dunia yang dibuat kaum Muslim pada awal abad ke-16. Sebagian Muslim Moor dipercaya menemani Colombus dalam perjalanannya menuju dunia baru.
Sejak akhir abad ke-19, orang-orang Arab pertama kali mulai berimigrasi dari Timur Tengah ke Amerika Latin. Para keturunan imigran itumasih ditemukan sampai hari ini dalam jumlah yang signifikan.
Selanjutnya, imigran dari Suriah, Lebanon, dan Palestina meningkat selama pertengahan abad ke-20 setelah pendudukan Israel di Palestina dan sekitarnya.
Muslim ini sebagian besar berdagang dan memiliki pengaruh dalam perdagangan lokal. Bahkan, banyak yang memegang posisi terkemuka dalam pemerintahan. Pada 1980-an, banyak yang sebelumnya kehilangan kontak dengan akar Islam, mereka beralih kembali ke Islam.
Selama 25 tahun terakhir, umat Katolik dan Hispanik yang berjumlah besar telah menerima Islam. Pada 1990-an, kegiatan dakwah Islam di Amerika Latin fokus pada kegiatan mengislamkan non-Muslim.
Muslim Arab memang memainkan peran penting dalam mendirikan pusat-pusat Islam. Tapi, sekarang penyebaran Islam telah diambil alih Muslim Hispanik. Amerika Latin merupakan lahan subur untuk mengundang orang masuk Islam.
Mereka adalah orang-orang yang sederhana, terbuka, dan tanpa banyak permusuhan terhadap Islam. Ada sikap positif terhadap Islam dan Muslim.