REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus pembunuhan terhadap korban bernama Ade Sara Angelina Suroto (19 tahun) terjadi pada 5 Maret lalu. Korban dibunuh oleh dua pasangan kekasih Hafitd (19) dan Assyifa (19) dengan cara keji, yakni dipukul dan disetrum.
Sara adalah anak tunggal pasangan Suroto (43) dan Elisabeth Diana (40). Sebagai orang tua yang hanya memiliki satu anak tentunya keduanya sangat terpukul dan hancur perasaannya. Namun, ternyata pasangan orang tua ini sangat berjiwa besar.
Melihat kasus itu, PT Sido muncul meluncurkan iklan layanan dengan tema 'Memaafkan' di Jakarta, Rabu (19/3) malam. Presiden Direktur PT Sido Muncul Irwan Hidayat mengaku kagum dengan pilihan sikap yang diambil pasangan Suroto dan Elisabeth yang tidak merasa dendam.
"Saat ini, orang dengan pribadi seperti itu sangatlah langkah. Kita dapat mengambil teladan dari kasus ini," ujar Irwan.
Menurut dia, tayangan iklan masyarakat seperti ini diharapkan dapat membangun sikap saling memaafkan antarsesama. Dia menyatakan, iklan ini akan ditayangkan di seluruh media untuk dijadikan pelajaran bersama.
"Semoga pesan iklan ini bisa menjadi pembelajaran yang baik, akan sikap teladan memaafkan dari kedua orang tua kepada orang yang telah berbuat keji," ujar Irwan.
Budayawan Arswendo mengatakan, realitas yang ditunjukkan pasangan Suroto dan Elisabeth menunjukkan sebuah nilai tertinggi bagi moralitas bangsa ini. Dia mengibaratkan sikap kedua orang itu mirip dengan Nelson Mandela ketika memaafkan lawan politiknya, saat memiliki kesempatan untuk membalas dendam.
"Makna peristiwa paling tragis ini bisa kita tangkap dalam iklan layanan Sido Muncul ini."
Elisabet mengaku tidak kuat menyaksikan video yang diputar. Bukan lantaran belum rela kehilangan buah hatinya, melainkan ia takut akan terbawa kenangan dengan Ade Sara. "Saya takut mbrebes mili," aku Elisabeth.