Kamis 20 Mar 2014 17:43 WIB

Polri Minta Masyarakat Ikut Pantau Kasus Penembakan AKBP Pamudji

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Bilal Ramadhan
Jasad AKBP Pamudji tiba di RS Polri Kramat Jati
Foto: Republika/C 68
Jasad AKBP Pamudji tiba di RS Polri Kramat Jati

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Brigadir Susanto resmi menjadi tersangka atas kasus penembakan terhadap Kepala Pelayanan Masyarakat (Kayanma) Polda Metro Jaya (PMJ) AKBP Pamudji. Dia diduga kuat membunuh komandannya sendiri di markas Yanma Polda Metro Jaya Selasa (18/3) malam.

 

Atas kejadian ini, kepolisian meminta masyarakat untuk tetap setia mendampingi Polri. Mabes Polri mengatakan, internal kepolisian telah menjadikan peristiwa ini sebagai pembelajaran tentang pengamanan dan penggunaan senjata di lingkungan sendiri.

 

“Kami sudah ambil hikmah, juga kami tetap mohon kepada masyarakat untuk ikut memonitor perkembangan kasus tersebut,” ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Agus Rianto di Jakarta Kamis (20/3).

 

Dia mengatakan, penuntasan kasus ini tak pelak menjadi perhatian masyarakat, karenanya Mabes Polri meminta tetap didampingi. “Demikian juga dengan seluruh anggta untuk dapat ikut mengikuti perkembangan penanganan kasus ini,” kata dia.

 

Ia menambahkan, evaluasi penggunaan senjata api di jajaran Polri dan tes psikologi secara regular rutin dilakukan. Dia menjelaskan, tes psikologi tersebut, selalu diprioritaskan kepada para anggota yang dibekali senjati api oleh atasan-atasannya.

 

 "Tes psikologi sudah dilakukan, kita lakukan secara berkala 6 bulan sekali, itu berkala dan dipantau langsung oleh setiap komandannya," kata dia.

 

Sebelumnya, Susanto resmi ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Mapolda Metro Jaya. Ia menjadi satu-satunya orang yang diduga kuat menembak Pamudji dengan senjata revolver sebanyak dua kali di bagian kepala.

 

Ia dijerat pasal 338 KUHP dengan hukuman maksimal 15 tahun penjara. Awalnya Susanto sempat mengelak dengan mengatakan Pamudji bunuh diri. Namun, dari hasil pemeriksaan selama lebih dari 24 jam oleh penyidik, diduga kuat Susanto lah yang membunuh atasannya tersebut.

 

Motif penembakan masih belum diketahui, namun disinyalir, Susanto yang tempramen tidak senang dengan gaya komandannya kala memberikan perintah. Selasa (18/3) lalu. Saat itu Mapolda Metro Jaya tengah sibuk melaksanakan acara pisah sambut Kapolda baru, Susanto ditegur mendiang karena piket tidak menggunakan baju dinas. Adu mulut pun terjadi antar keduanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement