Kamis 20 Mar 2014 19:38 WIB

Ini Cara Agar Partai Islam Diperhitungkan pada Pemilu 2014

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Mansyur Faqih
  Pekerja melipat kertas suara Pemilu Legislatif di Makassar, Sulsel, Senin (3/3).     (Antara/Yusran Uccang)
Pekerja melipat kertas suara Pemilu Legislatif di Makassar, Sulsel, Senin (3/3). (Antara/Yusran Uccang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Islam masih memiliki potensi besar untuk diperhitungkan dalam kostelasi politik 2014. Namun potensi itu hanya akan muncul jika partai Islam bisa berkonsolidasi membentuk koalisi strategis. 

"Mereka punya potensi menjadi kekuatan asal mau duduk bersama mendesain koalisi strategis," kata pengamat politik UIN Jakarta Gungun Heryanto saat dihubungi Republika, Kamis (30/3).

Ia menyatakan, konsolidasi antarpartai Islam bisa menjadi penyeimbang kekuatan nasionalis besar. Sebab hanya dengan begitu kekuatan suara partai Islam bisa terlihat lebih riil. "Kalau mereka menginisiasi persatuan bisa menjadi penyeimbang," ujarnya.

Pemilih Muslim masih menjadi basis utama yang bisa diandalkan partai Islam. Karenanya, partai Islam perlu memperbaiki komunikasi politik mereka terhadap pemilih Muslim. 

Misalnya menciptakan diferensiasi dengan partai nasional. "Mereka harus betul-betul menunjukan upaya optimalisasi peran di basis pemilih Islam," katanya.

Tanpa ada konsolidasi, partai Islam hanya akan menjadi pelengkap koalisi yang dibentuk aliran nasionalis. Karena itu, koalisi partai Islam lebih ideal dibentuk sebelum pemilu legislatif. 

"Kalau setelah pileg menjadi sangat lebih susah. Karena pengalaman 2004 dan 2009 kalau koalisi diinisiasi setelah pileg maka dibangun berdasarkan transaksi berkoalisi mendapat apa," ujarnya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement