REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Orang-orang yang diduga gerilyawan FARC menculik lima pekerja minyak di Kolombia tengah, kata polisi.
Kelima korban yang diculik Rabu itu dipekerjakan oleh sebuah perusahaan bernama Petrominerales, kata kepala kepolisian di daerah Meta, Carlos Melendez.
Ia menambahkan bahwa menurut beberapa saksi, penculik mengidentifikasi diri mereka sebagai satuan FARC yang beroperasi di daerah tersebut.
Pasukan Kolombia, angkatan udara dan kepolisian dikerahkan di daerah tempat penculikan itu berlangsung.
Penculik mungkin berusaha memanfaatkan sandera ketika mereka melarikan diri dari daerah itu dengan dua kendaraan curian, kata Melendez.
Selama lebih dari setahun, pemerintah Presiden Juan Manuel Santos dan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) melakukan perundingan perdamaian di Kuba dengan tujuan mengakhiri konflik terlama Amerika Latin itu.
Dari lima poin agenda, kedua pihak sejauh ini baru mencapai dua kesepakatan -- reformasi tanah dan keikutsertaan kelompok pemberontak itu dalam politik jika mereka mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir 50 tahun. Masalah-masalah lain yang diagendakan adalah perdagangan narkoba, ganti rugi korban perang dan diakhirinya konflik.
FARC untuk pertama kali telah mengakui sebagian tanggung jawab atas pertumpahan darah puluhan tahun, yang mengisyaratkan perubahan berarti dalam sikap mereka karena selama ini kelompok itu tetap mengklaim bahwa anggota-anggotanya menjadi korban penindasan pemerintah.
Pemerintah Kolombia dan FARC memulai dialog di Oslo, ibu kota Norwegia, pada 18 Oktober 2012 yang bertujuan mengakhiri konflik setengah abad yang telah menewaskan ratusan ribu orang. Perundingan itu dilanjutkan sebulan kemudian di Havana, Kuba.
Tiga upaya sebelumnya untuk mengakhiri konflik itu telah gagal.
Babak perundingan terakhir yang diadakan pada 2002 gagal ketika pemerintah Kolombia menyimpulkan bahwa kelompok itu menyatukan diri lagi di sebuah zona demiliterisasi seluas Swiss yang mereka bentuk untuk membantu mencapai perjanjian perdamaian.
Kekerasan masih terus berlangsung meski upaya-upaya perdamaian dilakukan oleh kedua pihak.
FARC, kelompok gerilya kiri terbesar yang masih tersisa di Amerika Latin, diyakini memiliki sekitar 9.200 anggota di kawasan hutan dan pegunungan di Kolombia, menurut perkiraan pemerintah. Kelompok itu memerangi pemerintah Kolombia sejak 1964.