REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Investasi pada sektor ekonomi hijau ditargetkan mampu mencapai Rp 343 triliun (30 miliar dolar AS) per tahun untuk mempercepat transisi ke model pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan memastikan kesejahteraan puluhan juta orang di negara-negara berkembang. Demikian laporan yang dirilis dua lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), International Resource Panel (IRP) dan Program PBB REDD, pada Jumat (21/3) di Jakarta.
Untuk mencapai target yang diharapkan tercapai pada 2020 mendatang itu, IRP dan Program PBB REDD merekomendasikan keterlibatan aktif pihak swasta dan badan-badan internasional dengan koordinasi pemerintah masing-masing negara.
Dalam laporan berjudul 'Building Natural Capital: How REDD+ Can Support a Green Economy' itu, IRP dan Program PBB REDD memperingatkan bahwa 13,7 juta orang di seluruh dunia yang bekerja di sektor kehutanan akan terancam kehilangan mata pencahariannya jika aktor-aktor yang terlibat masih menerapkan model ekonomi konvensional yang cenderung tidak ramah terhadap hutan.
"Ekonomi hijau adalah model yang tidak kalah menguntungkan dibandingkan dengan ekonomi konvensional. Faktanya, perdagangan produk-produk hutan non-kayu nilainya dapat mencapai 14 miliar dolar AS dan menyediakan empat juta lapangan pekerjaan baru setiap tahunnya," tulis laporan tersebut.
Namun meskipun menjadi jantung perekonomian di sebagian negara, luas hutan berkurang 13 juta hektare tiap tahunnya pada 2000-2010 lalu (atau setara dengan penghancuran tiga lapangan sepakbola setiap detik selama 10 tahun). Sampai saat ini, REDD+--yang merupakan program dari PBB untuk membantu transisi ke model ekonomi hijau hanya mendapat pendanaan 6,27 miliar dolar AS.
Laporan 'Building Natural Capital' dirilis untuk menunjukkan bahwa program tersebut dapat meningkatkan jumlah keuntungan dalam jangka panjang sehingga pihak swasta akan semakin tertarik berinvestasi pada aktivitas ekonomi yang didukung REDD+.
Laporan itu menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi yang direkomendasikan REDD+ dapat dirancang untuk meningkatkan pendapatan dengan menaikkan produktivitas tanah, membangun industri-industri ramah lingkungan, dan memicu tumbuhnya pariwisata alam.