REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Keberadaan perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK) di Kabupaten Sukabumi cukup banyak. Terutama terdapat di kawasan Kecamatan Cicurug dan Cidahu yang berada di bawah kaki Gunung Salak.
Namun, kepedulian sosial perusahan yang mengeksploitasi air ini patut dipertanyakan. Salah satunya dirasakan warga di sekitar perusahaan AMDK terbesar di Sukabumi yakni Aqua.
‘’Saat ini pasokan air untuk kebutuhan warga memang lancar,’’ ujar Nenah (48 tahun), warga Kampung Pojok RT 03 RW 01, Desa Babakan Pari, Kecamatan Cidahu. Ia bersama warga lainnya memanfaatkan pasokan air bantuan perusahaan AMDK untuk kebutuhan sehari-hari seperti mencuci piring, pakaian, dan mandi cuci kakus (MCK).
Namun, bantuan ini baru diperoleh warga setelah sebelumnya melakukan demo ke pabrik beberapa tahun lalu. Awalnya, perusahaan air tersebut hanya memberikan bantuan untuk masjid. Padahal, untuk mendapatkan air bersih warga harus berjalan kaki cukup jauh ke sungai. Terlebih, ketika musim kemarau tiba warga semakin kesulitan untuk mendapatkan pasokan air bersih.
Dikatakan Nenah, jarak permukiman warga dengan lokasi pabrik Aqua cukup dekat hanya beberapa ratus meter saja. Sehingga sudah seharusnya ada perhatian khusus dari perusahaan AMDK.
Selain warga Desa Babakan Sari, pabrik Aqua berdekatan dengan Desa Mekarsari Kecamatan Cicurug. Di desa tersebut Aqua dalam beberapa tahun terakhir membangun sarana air bersih. "Laporan warga pasokan air bantuan Aqua keruh," ujar Kaur Pemerintahan, Desa Mekarsari, Gatot Raksapraja. Seharusnya, pasokan air tersebut bisa bersih agar bisa layak digunakan oleh warga.
Dikatakan Gatot, perhatian perusahaan AMDK terbesar di Sukabumi ini dalam bidang lainnya juga belum optimal. Dicontohkan dia untuk pembangunan kantor desa perusahaan tersebut hanya membantu sebanyak 20 sak semen. Hal tersebut tidak sebanding dengan nama besar perusahaan.