Sabtu 22 Mar 2014 00:29 WIB

Kawanan Bersenjata Serang Hotel di Kabul, 9 Tewas

Rep: Alicia Saqina/ Red: Bilal Ramadhan
  Petugas polisi Afghanistan lari ke markas polisi lalu lintas Kabul setelah diserang oleh gerilyawan di Kabul,Senin (21/1). (Reuters/Omar Sobhani)
Petugas polisi Afghanistan lari ke markas polisi lalu lintas Kabul setelah diserang oleh gerilyawan di Kabul,Senin (21/1). (Reuters/Omar Sobhani)

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL-- Sekelompok orang bersenjata melakukan penyerangan di sebuah hotel mewah di Ibu Kota Afghanistan, Kabul, Kamis (20/3) malam. Dalam insiden serangan itu, setidaknya sembilan orang dilaporkan tewas.

 

Dikutip dari The New York Times, Kamis (20/3), juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Sediq Sediqqi mengatakan, pelaku serangan berjumlah empat orang. Keempatnya pun tewas, usai polisi melakukan tembak mati terhadap keempatnya.

 

Kemudian Sediqqi menjelaskan bagaimana runutan serangan terjadi. Ia menjelaskan, saat itu, awalnya keempat pelaku diketahui akan makan di salah satu restoran di kompleks Hotel Serena itu. Pejabat kewenangan Afghanistan mengatakan, para penyerang berhasil lolos dari pemeriksaan keamanan setempat.

 

Mereka diketahui berhasil menyelundupkan pistol di pos pemeriksaan dan kemudian bersembunyi di kamar mandi. Tak lama, para pelaku melompat keluar dan menembaki ke arah tamu-tamu serta pelayan dan penjaga hotel.

 

Menurut laporan The New York Times, hotel Serena nan mewah di Kabul itu memang sering dikunjungi oleh pejabat-pejabat asing. Atas insiden yang terjadi, Kemendagri awalnya mengatakan, jumlah korban terluka hanya dua orang. Namun pada Jumat (21/3) pagi, pihak yang berwenang mengatakan, korban tewas menjadi sembilan orang.

Dari sembilan korban yang kehilangan nyawanya itu, empat di antaranya adalah orang asing dan lima sisanya merupakan warga Afghanistan. Lalu, dua di antara lima orang Afghanistan itu di antaranya anak-anak dan dua di antaranya pula adalah wanita.

 

Dikutip dari Reuters, Kamis (20/3), keempat pelaku serangan itu merupakan anggota kelompok Taliban. Juru bicara Taliban, Zabiullah Mujahid mengatakan, para pemberontak sangat bertanggung jawab. ''Pelaku bom bunuh diri telah memasuki Serena Hotel, penyerangan berat tengah berlangsung, musuh-musuh menderita parah,'' ujar dia, dalam pernyataan melalui pesan teks.

 

Namun pendapat di akun Twitter Direktorat Keamanan Nasional, Badan Intelijen Afghanistan, menyuarakan bahwa serangan kelompok Taliban itu dipicu oleh konflik dengan tamu hotel yang bersenjata. Saat itu, kepolisian pun tak bisa berbuat apa-apa.

 

Seddiqi mengungkapkan, aparat keamanan telah mengambilalih kontrol di hotel. Ia juga mengungkapkan, pasukan keamanan tak menyadari kematian yang ternyata menyerang para tamu dan petugas hotel. Saksi mata yang ketika itu berada di Hotel Serena menceritakan, bahwa malam itu suasana di hotel sangat meriah. Malam kejadian penyerangan tragis itu bertepatan dengan perayaan hari jadi Afghanistan.

 

Menurut saksi mata tersebut, suasana kemudian berubah mencekam sekitar pukul 21.00 waktu setempat, ketika para tamu mulai mendengar tembakan di kompleks restoran. Katanya, para tamu sangat ketakutan dan bersembunyi di kamar mereka. Sebagian dari tamu pun ada yang memilih berlindung di bunker hotel.

 

Sesaat kejadian, polisi dengan cepat langsung melakukan penjagaan ketat di sekitar salah satu hotel yang terletak tak kurang satu mil dari istana kepresidenan Afghanistan itu. Diketahui, Hotel Serena memang menjadi salah satu tujuan populer untuk bermalam dan bersantai bagi orang-orang kaya yang mengunjungi Kabul. Harga sewa kamar hotel Serena itu pun dibanderol hingga lebih dari 300 dolar Amerika per malam.

 

Menjelang penyelenggaraan pemilihan presiden Afghanistan, 5 April mendatang, kamar-kamar di Serena pun telah penuh terpesan. Saat ini, pasukan keamanan dan kepolisian masih menyelidiki insiden penyerangan itu lebih lanjut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement