REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Hannan Putra
Anak-anak kerap bermasalah dalam disiplin.
Usia anak-anak adalah usia terbaik dalam belajar. Seorang anak mudah meniru dan menghafal apa yang ia dapat di lingkungannya. Ia ibarat pita kosong yang sangat jernih untuk belajar apapun.
Itulah alasannya, mengapa usia anak-anak adalah usia terbaik untuk menghafal Alquran. Ketua Yayasan Al-Qur'an Center Ummu Habibah, Latifah Hariawati mengistilahkan usia anak-anak dengan golden age bagi masa tersebut.
"Itu alasannya kita hanya buka untuk SD. Karena kalau yang SMP-SMA sudah banyak. Jadi usia SD itu adalah pondasi bagi mereka. Kita ingin jadikan mereka hafidz Alquran. Terserah nanti mereka kuliahnya mau di mana," papar Latifah kepada Republika, Rabu (19/3).
Saat ini, Yayasan Ummu Habibah sendiri sudah berjalan hampir lima tahun dan telah menghasilkan satu orang hafidz Alquran.
"Yang khatam 30 juz baru satu orang. Ada yang tinggal 2 juz lagi. Rata-rata mereka yang sudah nyaman dengan program pondok itu 20 juz. Itu banyak," ujarnya.
Latifah mengatakan, semangat masyarakat saat ini dalam menghafal Alquran sangat baik. Antusias dari orang tua dan wali murid yang ditunjukkan kepada mereka, dinilai Latifah sangat luar biasa.
Ia mengatakan, sudah banyak wali murid yang mendesak untuk dibuka juga kelas tahfidz khusus putra. Namun kemampuan dan keterbatasan sumber daya manusia yang mereka miliki belum memadai.
"Kendala kita masih di SDM. Secara teknisnya, karena kita buka hanya untuk usia SD dan itu asrama, jadi harus benar-benar mendapat pengasuh yang mau dekat dengan anak-anak," papar Latifah.
Yayasan Ummu Habibah sendiri sudah beberapa kali menggelar seleksi tenaga musyrifah (pembimbing tahfidz). Namun banyak diantara mereka yang kurang memenuhi persyaratan.
Diantara persyarakat yang dicantumkan Yayasan Ummu Habibah, setiap musyrifah harus belum menikah. Hal ini mengingat tanggungjawab seorang musyrifah yang mengontrol anak-anak selama 24 jam nonsetop.