REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris mengutuk rencana Israel baru-baru ini untuk membangun rumah lagi di permukiman Yahudi di Tepi Barat. "Saya mengutuk keputusan yang diambil oleh pemerintah Israel untuk melanjutkan sejumlah rencana permukiman di wilayah pendudukan Tepi Barat," kata Hugh Robertson, Menteri Negara Inggris untuk negara persemakmuran.
Sejak Rabu (19/3), Israel dilaporkan telah setuju untuk membangun lebih dari 1.200 rumah baru di permukimannya di Tepi Barat, dan media lokal melaporkan jumlah itu dapat bertambah menjadi 2.372 unit. "Posisi Inggris mengenai permukiman sudah berlangsung lama: semua itu tidak sah berdasarkan hukum internasional, merusak kepercayaan dan mengancam kelangungan hidup penyelesaian dua-negara," kata Robertson.
Robertson menekankan perlunya bagi penyelesaian 'adil dan langgeng' bagi konflik tersebut. Masalah permukiman menempati posisi atas pembicaraan yang diperantarai AS antara Israel dan Palestina, yang dimulai kembali pada musim panas lalu, setelah terhenti selama tiga tahun akibat pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat. Permukiamn itu dianggap tidak sah oleh hukum internasional dan dipandang oleh masyarakat internasional sebagai penghalang bagi perdamaian.