REPUBLIKA.CO.ID, BALIGE -- Pemerintah Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, mengajak warga setempat memanfaatkan bank sampah, untuk kemudian mengolahnya kembali menjadi bahan-bahan berguna dalam menambah penghasilan keluarga.
"Salah satu solusi tepat mengatasi permasalahan sampah di daerah ini adalah dengan menerapkan pembentukan Bank Sampah," ujar Kabid Penataan Wilayah Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) Lukman Janti Siagian di Balige, Minggu.
Melalui bank sampah, kata dia, masyarakat dapat menyulap sampah menjadi barang berharga yang memiliki nilai ekonomis tinggi, sehingga mendatangkan penghasilan bagi masyarakat itu sendiri.
Bank sampah merupakan program resmi Kementerian Lingkungan Hidup yang memiliki banyak manfaat. Program ini sekaligus mengatasi permasalahan pembuangan sampah ke sungai yang selama ini banyak dilakukan sejumlah warga di wilayah tersebut.
Menurut Lukman, warga yang membuang sampah secara sembarangan itu, tidak menyadari akibat perbuatannya bisa menyebabkan kerusakan pada sejumlah daerah aliran sungai serta menimbulkan terganggunya ekosistem.
Dalam pengelolaan permasalahan lingkungan hidup, lanjutnya, salah satu kondisi yang menjadi perhatian adalah masalah sampah yang belum dikelola secara terpadu, sehingga menyebabkan lingkungan hidup yang kotor, bau dan menjadi sarang penyakit.
Lukman berharap, program Bank sampah itu dapat terlaksana pada setiap desa di Kabupaten tersebut, karena tugas menjaga kebersihan merupakan tanggungjawab bersama antara Pemerintah dan warga.
"Sebenarnya, sampah bukanlah suatu momok yang menakutkan, karena ternyata sampah memiliki banyak manfaat yang bisa menghasilkan. Bank sampah merupakan solusi cukup tepat mengatasi masalah lingkungan di Tobasa," katanya.
Pemerhati lingkungan dari Tobasa, Marandus Sirait mengungkapkan, sampah telah menjadi masalah utama pemicu terjadinya kerusakan lingkungan pada sejumlah aliran sungai di Kabupaten Tobasa.
Penerima Kalpataru pada 2005 dan penghargaan Wahana Lestari itu menyebutkan, hampir 75 persen sungai di wilayah Silimbat dan Kecamatan Porsea menjadi tempat pembuangan sampah domestik, hingga kondisinya kotor oleh limbah dan diperkirakan telah tercemar.
Memang, lanjutnya, penyebab permasalahan sampah pada aliran sungai itu adalah manusia. Sehingga, manusia jugalah yang harus menyelesaikan permasalahan tersebut dengan penanganan dan penyelamatan sungai yang harus menjadi gerakan bersama seluruh manusia.
"Masyarakat dan pemerintah harus saling mendukung untuk mengatasi permasalahan sampah. Pihak pemerintah jangan hanya sebatas menganjurkan atau hanya membuat kebijakan, namun perlu menunjukkan aksi nyata agar permasalahan sampah selesai dengan tuntas," kata Marandus.