Senin 24 Mar 2014 01:28 WIB

Sahabat Alquran

Membaca Alquran (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Membaca Alquran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhammad Shobri Azhari

Keberadaan mushaf Alquran sangat vital bagi seorang Muslim. Mushaf itu bisa menjadi perisai dan wirid hariannya. Apalagi hari ini mushaf dengan berbagai bentuk cetakannya sangat mudah ditemui. Dari ukuran besar sampai ukuran saku.

Jadi, tidak ada alasan lagi untuk tidak memilikinya. Sehingga ke mana pun seorang Muslim pergi, mushaf Alquran seharusnya selalu ada  dalam koper, tas, bahkan dalam sakunya. Secara terus-menerus berdekatan dengan Alquran membuat Muslim selalu ingat Allah SWT.

Selain itu, mushaf Alquran itu bisa membantunya mengisi waktu-waktu senggangnya untuk membaca, menghafal, dan mentadabburinya. Sangatlah indah melihat seseorang yang asyik membuka mushaf Alquran ketika tangannya yang satu bergelantungan di dalam bis.

Sangatlah menenteramkan mendapati seseorang menunggu kendaraan sambil mulutnya komat-kamit membaca Alquran. Lebih manis lagi, bila seorang sopir taksi atau angkot memutar murotal Alquran untuk diperdengarkan kepada penumpangnya.

Berinteraksi dengan Alquran dalam perjalanan merupakan sunah Nabi Muhammad SAW yang agung. Imam Al-Bukhari meriwayatkan, Abdullah bin Mugaffal menyatakan pada Fathu Makkah, dia melihat Rasulullah membaca surat Al-Fath di atas kendaraannya.

Dalam riwayat lain dikatakan, “Sementara kendaraannya berjalan. Siapa yang ingin sukses di dunia dan mendapatkan keberuntungan di akhirat, sebisa mungkin dia harus membaca firman Tuhannya.''

Ibnu Hibban dan lain-lain meriwayatkan, Rasul bersabda,’’Dikatakan kepada sahabat Alquran, pada hari kiamat (dalam riwayat Ibnu Majah: ketika dia masuk surga) ‘Bacalah dan naiklah. Bacalah sebagaimana kamu membacanya di dunia karena tempatmu ada pada ayat terakhir yang dahulu kamu baca.”

Dalam riwayat Hakim disebutkan, Rasulullah bersabda, “Sahabat Alquran datang pada hari kiamat, lalu Alquran berkata ’Ya Tuhanku, berilah dia perhiasan. Lalu dia diberi mahkota kemuliaan. Kemudian Alquran berkata, ‘Ya Tuhanku, ridhailah dia. Lalu dia pun diridhai. Dan dikatakan kepadanya, ‘Bacalah dan naiklah.’ Dan dia akan bertambah satu kebaikan untuk tiap-tiap ayat.’’

Sahabat Alquran adalah orang yang senantiasa membaca dan mengamalkan isi kitab suci itu. Dalam sebuah atsar dikatakan, jumlah tingkatan di dalam surga sesuai jumlah ayat Alquran yaitu sekitar 6.000 lebih.

Jarak antara satu tingkat dengan tingkat lainnya setara dengan jarak antara langit dan bumi atau setara dengan jarak tempuh selama 70 tahun atau 500 tahun.

Perbedaan antara 70 tahun dan 500 tahun itu bisa dikompromikan yaitu bila yang pertama dilakukan dengan perjalanan cepat, sedang yang kedua dilakukan dengan perjalanan lambat.

Siapa saja yang bisa mengamalkan Alquran itu secara keseluruhan dan mengamalkannnya, dia akan menempati tingkatan tertinggi di surga. Sedangkan orang yang membaca satu juz  Alquran maka kenaikan tingkatannya sesuai dengan kadar itu.

Mengingat mushaf Alquran itu sangat mudah didapatkan, alasan untuk tidak berinteraksi dengannnya tertolak. Dengan mushaf itu, siapapun bisa mencapai derajat tertinggi di surga. Asalkan,  dia mau mengisi waktu luangnya dengan taqarrub kepada Allah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement