Senin 24 Mar 2014 14:34 WIB

APRIL Tunda Kegiatan Operasional di Pulau Padang

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Nidia Zuraya
Pabrik RAPP
Pabrik RAPP

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak perusahaan Asia Pacific Resources International Limited (APRIL) yaitu Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) menghentikan sementara pengembangan Hutan Tanaman Industri (HTI)  di Pulau Padang. Selama dua bulan terakhir, bencana asap menurunkan produksi pulp hingga 200 ribu ton. Namun belum dipastikan berapa penurunan produksi keseluruhan tahun ini. 

Direktur Utama RAPP, Kusnan Rahmin mengatakan pihaknya berkonsentrasi untuk pemadaman api. Investasi untuk mengatasi bencana tahun ini mencapai 6 juta dolar AS.  "Kayu itu masuk dari Pulau Padang, jadi selama musim api kami hentikan dulu operasional," katanya ditemui di Hotel Mulia Senayan (24/3).

Total konsesi RAPP di Pulau Padang mencapai 40 ribu hektare, dimana 20 ribu hektare diantaranya merupakan konsesi HTI. Selain itu, RAPP juga memiliki lahan konsesi seluas 20 ribu ha di Kampar. Investasi untuk kebutuhan ini mencapai 17 juta dollar AS dalam waktu 10 tahun.

Total kapasitas produksi pulp  per tahun mencapai 2,7 juta ton. Sedangkan produksi paper  mencapai 850 ribu ton per tahun . Pengurangan produksi akibat bencana asap dikatakan tidak akan mempengaruhi pasar. "Kita belum membuat kontrak-kotrak baru," katanya.

Terkait bencana asap yang terjadi, Kusnan menegaskan pihaknya tidak sembarangan membuka lahan. Apabila ada kelalaian, maka RAPP dikatakan bisa lenyap dalam waktu dua tahun saja.

Kini APRIL fokus terhadap komitmen penyerapan bahan baku ekslusif dari hutan tanaman mulai tahun 2019. Caranya dengan melakukan konservasi di area setara dengan luas konsesi HTI perusahaan, yaitu lebih dari 450 ribu hektare.

President APRIL Praveen Singhavi mengatakan APRIL ingin meningkatkan produktivitas dengan menanam 150 juta pohon per tahun. Sampai dengan akhir 2014 konservasi ditargetkan mencapai 480 ribu hektare.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement