Selasa 25 Mar 2014 10:27 WIB

Al-Zahrawi, Muslim Pelopor Ilmu Bedah (2)

Ilustrasi
Foto: Iiim.org
Ilustrasi

Oleh: Ani Nursalikah      

Al-Zahrawi, seperti lazimnya semua ahli bedah Muslim, mengedepankan pendekatan manusiawi dan masuk akal dalam melakukan operasi berisiko dan yang menyakitkan.

Para ahli bedah Muslim menyadari sepenuhnya apa yang mereka lakukan sangat tidak nyaman bagi pasiennya. Perlakuan ini juga menjadi salah satu terobosan dalam hubungan antara dokter dan pasiennya.

Ia menganggap pasiennya sebagai 'anaknya'. Ia menekankan pentingnya memperlakukan pasien tanpa melihat status sosialnya. Ia mendorong dilakukannya observasi mendalam atas kondisi pasien agar diagnosis yang dihasilkan akurat dan pasien mendapat perawatan tepat.

Ia melatih ibu rumah tangga bagaimana caranya membantu kelahiran yang tidak biasa dan apa yang harus dilakukan seusai melahirkan. Ia juga menciptakan dan memperkenalkan alat untuk melebarkan vagina. Ibnu al-Quff yang merupakan dokter asal Suriah pada abad ke-13 menyatakan sulitnya melakukan prosedur operasi pada perempuan.

"Karena ia bisa saja masih gadis, malu, dan kami tidak bisa memasukkan alat bedah ke dalam vaginanya untuk menghancurkan batu saluran kencing, misalnya. Atau, bila ia sedang hamil, operasi bisa sangat berbahaya," kata al-Quff.

Kontribusi sang ilmuwan

Di dalam al-Tasrif terdapat bab yang memperkenalkan lebih dari 200 buah alat bedah. Menggunakan peralatan dalam operasi bedah adalah sebuah konsep revolusioner. Mengapa? Sebab, hal itu mengubah ilmu pengetahuan yang sebelumnya bersifat spekulatif menjadi eksperimental.

Dunia mencatatnya sebagai acuan alat bedah pertama dalam sejarah medis. Bahkan, desain alat bedah ini sangat akurat sehingga hanya mengalami sedikit perubahan bentuk dalam ribuan tahun. Gambaran alat bedah tersebut mendasari operasi bedah di Eropa.

Riset berkelanjutan dalam menemukan bentuk alat bedah dengan tingkat keakuratan tinggi sangat dijunjung tinggi oleh ilmuwan Muslim. Prinsip itu sejalan dengan ilmu pengetahuan modern saat ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement