Selasa 25 Mar 2014 16:20 WIB

Warga Rorotan Krisis Air Bersih

Rep: c69/ Red: Bilal Ramadhan
KRISIS AIR BERSIH. Warga menimba sumur tanah untuk mengatasi krisis air bersih Warga mengisi air ke dalam ember saat antre air bersih karena aliran pipa air terganggu, di Kampung Kayu Tinggi, Bulak Indah, Cakung, Jakarta Timur, Jumat (7/5).
Foto: antara
KRISIS AIR BERSIH. Warga menimba sumur tanah untuk mengatasi krisis air bersih Warga mengisi air ke dalam ember saat antre air bersih karena aliran pipa air terganggu, di Kampung Kayu Tinggi, Bulak Indah, Cakung, Jakarta Timur, Jumat (7/5).

REPUBLIKA.CO.ID, CILINCING-- Warga Kampung Kesepatan, Kelurahan Rorotan sejak dua minggu yang lalu kehabisan air bersih. Menanggapi hal itu, pagi tadi PT Aetra Air Jakarta menyumbang 51 ton air dengan menggunakan 6 tangki mobil kepada warga setempat.

Warga yang terdiri dari 475 KK itu terbagi menjadi dua, warga atas dan bawah. Mereka memang sering kehabisan air. Sebelum dua minggu mati, air hanya sempat mengalir selama dua hari. "Sudah sejak dua tahun ini, air mati-mati melulu, kadang seminggu hidup, sebulan mati lagi," ujar Rusmiati, Selasa (25/3).

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, selama ini warga membeli air dari penjual keliling atau mengambil air sendiri di Rawa Malang. Jika membeli melalui pedagang keliling mereka harus membayar Rp 8.000 untuk dua drigen air. Biaya lebih murah jika mereka mengambil sendiri, yaitu Rp 5.000.

Jika tidak membeli air, untuk kebutuhan air minum dan memasak mereka membeli galon. Sehari mereka biasanya membutuhkan satu setengah sampai dua galon. Untuk mandi mereka terpaksa memakai air sumur. Padahal air sumur itu dapat dikatakan tidak layak untuk digunakan. "Airnya kuning, rasanya rada-rada asin juga, makanya nggak buat minum," ujar Rusmiati lagi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement